Berita Gresik
Kisah Suparjo Si Manusia Gua Gresik, Digugat Cerai Istri Hingga Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah
Suparjo, si manusia gua dari Gresik itu mengaku mulai tinggal di dalam gua setelah rumah orangtuanya dijual oleh ahli warisnya. Begini kisahnya
BANJARMASINPOST.CO.ID - Di zaman modern seperti sekarang, ternyata masih ada warga yang terpaksa tinggal di gua lantaran keterbatasan ekonomi. Seorang pria bernama Suparjo (50) asal Gresik pun menceritakan kesehariannya saat menjadi manusia gua.
Suparjo, si manusia gua dari Gresik itu mengaku mulai tinggal di dalam gua setelah rumah orangtuanya dijual oleh ahli warisnya.
Sudah 2 tahun, Suparjo tinggal di sebuah gua yang terletak di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.
Baca juga: Banjir di Kalsel 2021, Mi Instan di Pasar Pelaihari Kian Menipis, Harga Gula Mulai Naik
Baca juga: Banjir di Kalsel 2021, SPBE di Kabupaten Tala Terpaksa Ambil LPG ke Balikpapan Lewat Batulicin
Dari keterangan Suparjo, selama itu ia hidup tanpa ada lampu penerangan, baik itu listrik, lilin, atau api unggun.
Sebab, penghasilannya bekerja sebagai kuli batu kapur hanya cukup untuk membeli makan.
Jarak gua yang ditempati dengan pemukiman warga sekitar 1 kilometer.
Sehingga, setiap malam hari selalu gelap gulita tanpa lampu penerangan.

Suparjo nekat tinggal sebatangkara di gua tersebut.
Pada TribunJatim.com ia bercerita, setelah pulang dari merantau di Malaysia, dirinya digugat cerai istrinya.
Seorang putrinyapun ikut tinggal bersama ibunya.
Sedangkan rumah dan tanah warisan orangtua malah dijual oleh saudara-saudaranya.
Sementara uang bagiannya telah digunakan untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari.
"Terpaksa hidup di gua dan untuk makan sehari-hari beli di warung, selama hampir 2 tahun lebih" kata Suparjo, Jumat (15/1/2021).
Lebih lanjut, Suparjo mengatakan, selama ini tidak mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Gresik.
Baca juga: Beredar Hoaks Gempa Besar Mamuju Bikin Resah, Kepala BMKG: Seandainya Benar Aku Udah Lari Duluan
Baca juga: VIDEO Banjir di Kalsel, Jalan Menuju Kubah Kelampayan Kabupaten Banjar Terendam Parah
Baik itu bantuan pangan non tunai (BPNT), bantuan program keluarga harapan (PKH), dan bantuan masyarakat terdampak Covid-19.