Berita Internasional

Trump Beri Amerika Rp 367 Triliun di Hari Terakhir Menjabat Presiden AS, Uang dari Mana?

Namun diakhir masa jabatannya Donald Trump berhasil memasukkan kontrak bernilai sedikitnya Rp 367 triliun, Rabu (20/1/2021).

Editor: Didik Triomarsidi
AFP/ALEX EDELMAN
Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump memberikan kata sambutan kepada warga di Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS, Rabu (30/1/2021), setelah meninggalkan Gedung Putih dalam perjalanan pulang ke kediaman mereka di Florida. 

Persetujuan Israel

Keinginan Abu Dhabi mendapat hasil setelah UEA setuju menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Sebelum Kesepakatan Ibrahim (Abraham Accord), dokumen perdamaian Israel dengan sejumlah negara Arab, ditandatangani, Israel keberatan dengan keinginan UEA memiliki F-35.

Sampai sekarang, Israel merupakan satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang mempunyai jet F-35 itu.

Setelah penandatanganan Kesepakatan Ibrahim pada September 2020, penolakan itu mereda sehingga terbuka jalan bagi Abu Dhabi membeli F-35.

Abu Dhabi dan Washington pun mempercepat perundingan penjualan pesawat-pesawat itu.

Israel disebut setuju UEA mendapat F-35 asal AS memberi Israel akses lebih besar terhadap produk pertahanan AS.

Selama ini, Washington selalu membuat pertahanan Tel Aviv lebih modern dibandingkan dengan negara lain di kawasan.

Washington setuju menjual 50 unit F-35 senilai 23,37 miliar dollar AS dan hingga 18 pesawat tanpa awak MQ-9B senilai 2,9 miliar dollar AS.

Pada kurs Rp 14.000 per dollar AS, nilai kontrak itu mencapai Rp 367 triliun.

Selain ingin mendapatkan MQ-9B dan F-35, Abu Dhabi juga akan membeli EA-18G Growlers.

Pesawat itu dikembangkan dari F/A-18. Growlers merupakan pesawat pengacak radar dan aneka perangkat pengacau sistem elektronika pada pertahanan lawan.

Selama ini, hanya AS dan Australia yang mengoperasikan Growlers.

Pesawat nirawak atau drone MQ-9 Reaper terbang di atas markas angkatan udara AS di Nevada, AS, 25 Juni 2015. Pesawat semacam itu yang menembak dan membunuh Pejabat Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani, Jumat (3/1/2020).
Pesawat nirawak atau drone MQ-9 Reaper terbang di atas markas angkatan udara AS di Nevada, AS, 25 Juni 2015. Pesawat semacam itu yang menembak dan membunuh Pejabat Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani, Jumat (3/1/2020). (REUTERS/U.S. AIR FORCE/SENIOR AIRMAN CORY D. PAYNE)

Senator Republikan, Roy Blunt, menyebut bahwa penjualan senjata ke UEA akan membantu upaya AS menghadapi ancaman Iran di kawasan. Sementara Senator Demokrat, Robert Menendez, setuju bahwa Iran memang ancaman. Walakin, belum jelas seperti apa ancaman militer dari Iran sampai harus dihadapi dengan F-35 dan pesawat tanpa awak.

”Apakah AS hanya bisa menjual ke UEA saja, padahal ada negara lain di kawasan itu yang juga ingin membeli? Yang akan terjadi malah kompetisi persenjataan,” ujar Menendez.

Senat sudah berupaya menolak penjualan pesawat-pesawat itu. Namun, upaya itu gagal sehingga kontrak penjualan ditandatangani. (AP/REUTERS)

Trump Beri Amerika Rp 367 Triliun di Hari Terakhir Menjabat Presiden, Uang dari Mana?

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved