Berita Internasional
Trump Beri Amerika Rp 367 Triliun di Hari Terakhir Menjabat Presiden AS, Uang dari Mana?
Namun diakhir masa jabatannya Donald Trump berhasil memasukkan kontrak bernilai sedikitnya Rp 367 triliun, Rabu (20/1/2021).
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, WASHINGTON - Donald Trump akhirnya dengan rasa kecewa meninggalkan Gedung Putih setelah menuai kontroversi gara-gara insiden kerusuhan di Gedung Capitol.
Sebelum pamit dari Gedung Putih, Donald Trump sempat berpidato sebagai tanda perpisahan.
Pidato Donald Trump pada Selasa 19 Januari 2021 itu menjadi penutup pemerintahan Donald Trump di AS.
Dalam pidato tersebut, Donald Trump sempat menyinggung insiden penyerbuan Gedung Capitol oleh pendukungnya serta mendoakan pelanjutnya, Presiden AS terpilih Joe Biden.
Baca juga: Donald Trump Nikmati Tunjangan Rp 17 Miliar Per Tahun Usai Lengser dari Kursi Presiden AS
Baca juga: TRUMP Tinggalkan Surat Cinta untuk Joe Biden di Meja Oval Office, Isinya Pribadi Banget
Baca juga: Trump Iri Lihat Pelantikan Joe Biden Bertabur Artis, Berbanding Terbalik Pelantikannya 4 Tahun Lalu
Namun diakhir masa jabatannya Donald Trump berhasil memasukkan kontrak bernilai sedikitnya Rp 367 triliun, Rabu (20/1/2021).
Uang dari mana sebanyak itu, berasal dari penjualan 50 jet tempur F-35 dan hingga 18 pesawat tanpa awak, dengan total senilai 26,27 miliar dollar AS, kepada Uni Emirat Arab.
Kontrak jual-beli persenjataan itu ditandatangani pada Rabu pagi atau beberapa jam sebelum masa jabatan Trump berakhir.
Uni Emirat Arab (UEA) mempersiapkan dokumen kontrak lebih dari sepekan pada awal Januari 2021.
Penandatanganan kontrak itu terlambat dari harapan UEA yang ingin kontrak diteken pada Desember 2020.
Perundingan kontrak butuh waktu, antara lain, karena membahas pilihan perlengkapan pesawat tempur generasi terbaru, waktu pengiriman, hingga pelatihan penggunaan pesawat-pesawat tersebut.
Waktu pengiriman pesawat-pesawat itu belum diketahui. Dalam usulan awal, UEA ingin pesawat-pesawat dikirim pada 2027.
UAE sudah lama menunjukkan keinginan membeli jet-jet tempur F-35. Abu Dhabi beralasan, mereka butuh memodernisasi 140 jet Mirage 2000 dan F-16 yang selama ini mereka miliki.
Jet-jet itu dinyatakan sudah tua. Negara kaya di kawasan Arab Teluk itu kini membutuhkan jet-jet tempur pengganti yang lebih layak.
Abu Dhabi pertama kali mengajukan penawaran untuk membeli F-35 pada 2011 dan ditolak Presiden AS Barack Obama. Pada 2017, selepas Trump dilantik, UAE kembali mengajukan penawaran, dan belum ada jawaban.
UEA semakin ingin membeli F-35 setelah negara itu menjadi pangkalan pesawat tersebut selama perang koalisi internasional pimpinan AS melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).
