Erupsi Gunung Merapi
Gunung Merapi Kini Punya Dua Kubah Lava, Pertama Kali Dalam Sejarah Merapi
Setelah beberapa kali mengeluarkan guguran lava pijar, kini muncul dua kubah lava di Merapi.Begini kata BPPTKG
BANJARMASINPOST.CO.ID, YOGYAKARTA - Fase erupsi Gunung Merapi masih terus berlangsung. Bahkan, setelah beberapa kali mengeluarkan guguran lava pijar, kini muncul dua kubah lava di Merapi.
Fenomena pertama kali dalam sejarah merapi ini pun dikabarkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG).
Sebelumnya dilansir dari Kompas.id warga lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diminta mewaspadai ancaman banjir material lahar hujan.
Ancaman tersebut muncul seiring intensitas hujan belakangan yang tergolong tinggi. Adapun musim hujan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diperkirakan memasuki puncaknya pada Januari hingga Februari.
• Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Sejauh 600 Meter, Mengarah ke Hulu Kali Krasak dan Boyong
• Lereng Gunung Tak Ada Lagi Pohon, BPBD HSS Sebut Loksado Berpotensi Longsor
Kondisi ini membuat tingginya aktivitas vulkanik bersamaan dengan curah hujan tinggi berpotensi membawa endapan material guguran dari kawah menuju sungai yang berhulu di gunung tersebut.
Menurut rekomendasi BPPTKG, ancaman bahaya erupsi Merapi berupa guguran lava dan awan panas ke sektor selatan dan barat daya, meliputi wilayah Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Sungai Putih. Luncurannya sejauh maksimal 5 kilometer dari puncak gunung.
Sejauh ini, guguran lava pijar dan awan panas selalu mengarah ke Sungai Krasak di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, dan Sungai Boyong di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.
”Dengan adanya hujan deras, air yang mengalir membawa material ke sungai. Tetapi, kondisinya masih normal dan terkendali,” kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Lelono, Jumat (5/2/2021).
Saat ini, aliran material telah memasuki Sungai Boyong di wilayah Dusun Turgo, Purwobinangun. Permukiman terdekat di sungai tersebut berjarak sekitar 300 meter. Warga yang tinggal di dekat sungai telah mengungsi lebih dahulu.

* Kubah Lava Baru
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, adanya dua kubah lava di fase erupsi ini baru pertama kali terjadi.
"Baru kali ini dalam sejarah Gunung Merapi mempunyai dua kubah lava," ujar Hanik Humaida dalam siaran informasi BPPTKG "Aktivitas Gunung Merapi Terkini" secara daring, Jumat (5/2/2021).
Dua kubah lava di Gunung Merapi ini, yang satu berada di sisi Barat Daya, di atas lava 1997.
Sedangkan satu lagi berada di tengah kawah Gunung Merapi. Kubah lava yang ada di tengah kawah ini mulai teramati pertumbuhanya pada tanggal 4 Februari 2021.
Hanik menjelaskan dua kubah lava di Gunung Merapi ini karena adanya pelebaran aktivitas keluarnya magma.
Dari data hiposenter pelebaran aktivitas keluarnya magma ini terlihat sejak bulan November- Desember 2020.
"Ada pelebaran, ternyata ujung yang sebelah kiri keluar menembus di lava 1997 dan ujung yang sebelah kanan menembus kubah lava yang ada di tengah sekarang ini," tuturnya.
Menurutnya, dua kubah lava ini masih dalam satu area.
Selain itu, kata dia, dua kubah lava ini juga masih dalam satu jalur.
"Jadi itu bukan ada Dua kepundan, itu tidak. Masih satu jalur, masih satu area tetapi titik lemahnya ada dua ujung itu tadi," urainya.
BPPTKG mencatat pada tanggal 4 Februari 2021 volume kubah lava 2021 di Barat Daya terukur sebesar 117.400 m3.
• Lereng Gunung Tak Ada Lagi Pohon, BPBD HSS Sebut Loksado Berpotensi Longsor
• Dukung Pipanisasi ke RSUD Tanbu, PUPR Tanbu Bangun Booster di Gunung Tinggi Batulicin
Terjadi pertumbuhan kubah lava dengan laju pertumbuhan 12.600 m3/hari.
"Kita mencoba dengan drone hari ini tapi gagal, karena selalu tertutup kabut. Tetapi ini kubah lava (yang ada di tengah kawah) belum terlalu besar, pertumbuhanya juga sangat lambat," ungkapnya.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 29 Januari-4 Januari 2021 dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 1 kali Awanpanas guguran (AP), 31 kali gempa Fase Banyak (MP), 574 kali gempa Guguran (RF), 14 kali gempa Hembusan (DG) dan 8 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu. Deformasi Gunung Merapi mengalami penurunan signifikan sejak 12 Januari," urainya.
Sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi afusif.
Status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat Siaga (Level III).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
• Lereng Gunung Keramaian Tanahlaut Masih Labil Longsor, Murni Belum Berani Pulang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertama Kali dalam Sejarah, Gunung Merapi Kini Miliki 2 Kubah Lava"