Berita Viral
VIRAL Suster Berlutut Sambil Menangis Menghiba pada Polisi Myanmar Tidak Menangkapi Para Demonstran
Foto Viral Memperlihatkan Seorang Suster Tua Berlutut Sambil Menangis Menghiba pada Polisi Myanmar agar Tidak Menangkapi Para Demonstran
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, NAYPYIDAW – Viral foto yang memperlihatkan seorang suster tua berlutut sambil menangis memohon pada Polisi Myanmar agar tidak menangkapi para demonstran
Kisruh politik di Myanmar semakin memanas dengan aksi demonstrasi besar-besaran dari masyarakat yang menuntut junta militer untuk mengembalikan kekuasaan sah hasil Pemilu kepada pihak Aung San Suu Kyi.
Dikabarkan bahwa demonstrasi tersebut sangat kacau pada Minggu, 28 Februari 2018.
Beberapa demonstran ditangkap, dipukul, dan bahkan ditembak mati oleh polisi yang berada di pihak junta militer Myanmar.
Baca juga: 18 Demonstran Tewas dalam Sehari, Hari Paling Berdarah dan Mematikan Sejak Kudeta Militer Myanmar
Baca juga: Indonesia Dikutuk Massa Anti-Kudeta Myanmar, Usulkan Pemilihan Ulang, Ini Sorotan Media Asing
Baca juga: 4 Tewas Ditembak, Demo Kudeta Myanmar Membesar, Ratusan Ribu Orang Tak Takut Ditembak Militer
Hal tersebut disampaikan oleh akun resmi Charles Bo, Uskup Agung Katolik Roma di Yangon, Myanmar.
Atas perbuatan militer ini membuat seorang suster yang berlutut di depan polisi di Myanmar.
Foto ini menjadi viral di Twitter setelah menjadi perhatian ribuan orang di seluruh dunia.
Foto tersebut dibagikan oleh Uskup Agung Katolik Roma di Yangon, Myanmar, Kardinal Charles Maung Bo, melalui akun Twitter-nya.
Maung Bo mengunggah sejumlah foto mengenai kejadian tersebut di akun Twitter-nya pada Minggu (28/2/2021).
Dalam unggahan tersebut, Maung Bo menyebut bahwa suster yang berlutut di depan sebarisan polisi tersebut bernama suster Ann Nu Thawng.
Sambil menangis dan berlutut, suster Ann Nu Thawng rupanya memohon kepada polisi untuk berhenti menangkap para pengunjuk rasa.
Berkat aksi Ann Nu Thawng tersebut, Maung Bo mengatakan bahwa sekitar 100 pengunjuk rasa tidak jadi ditangkap polisi.
“Hari ini (Minggu), kerusuhan parah melanda seluruh negeri. Polisi menangkap, memukuli, dan bahkan menembaki rakyat,” tulis Maung Bo.
“Dengan berurai air mata, suster Ann Nu Thawng memohon dan menghentikan polisi untuk berhenti menangkap para pengunjuk rasa,” imbuh Maung Bo.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Minggu dianggap sebagai hari paling berdarah dalam serentetan aksi protes menentang kudeta militer 1 Februari yang menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.