Berita Banjarmasin
Guru SMAN 1 Paringin Kabupaten Balangan Senang Mengikuti Program Tular Nalar
Program inisiatif Tular Nalar diikuti para pengajar di Kalsel bertujuan pada penyediaan materi pembelajaran tentang berpikir kritis dan literasi media
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tular Nalar merupakan program inisiatif hasil konsorsium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Maarif Institute, Love Frankie bekerjasama dengan Dirjen Dikti Kementerian dan Kebudayaan didukung oleh Google.org.
Project Manager Program Tular Nalar, Santi Indra Astuti, MSi, Senin (29/3/2021), mengatakan, program inisiatif ini bertujuan pada penyediaan materi pembelajaran tentang berpikir kritis dan literasi media.
Serta, membantu audiens menavigasi tantangan yang dihadapi di lingkungan pembelajaran daring selama masa pandemi.
"Tular Nalar menyediakan kurikulum daring dan sumber belajar yang menarik dan mudah digunakan oleh dosen, guru, dan siswa untuk membangun ketahanan target audiens terhadap intoleransi, berita palsu, ujaran kebencian, dan hoaks melalui pemikiran kritis dan literasi media," katanya.
Baca juga: Mayat di Jalan Gatot Subroto Banjarmasin, Polisi Belum Bisa Pastikan Penyebab Kematian
Baca juga: BREAKING NEWS, Mayat Tertutup Semak di Kawasan Jalan Gatot Subroto Banjarmasin
Ditambahkan Santi, program ini telah dilaksanakan pada 80 kelas online course untuk 1.200 dosen pada berbagai perguruan tinggi. Saat ini menyasar pada 4.600 guru sekolah menengah di seluruh Indonesia.
Ketua Divisi Penelitian Mafindo sekaligus dosen Universitas Islam Bandung ini menjelaskan, hootsuite we are social merilis hasil risetnya terkait dengan penggunaan media sosial di Indonesia.
Data per Januari 2021 menunjukkan dari 274,9 juta penduduk melakukan koneksi telepon mencapai 345,3 juta yang berarti 1 orang penduduk memiliki lebih dari satu telepon seluler.
Sebanyak 202,6 juta terhubung dengan internet dan 170 juta merupakan pengguna media sosial aktif.
Baca juga: Usai Tusuk Korban Pakai Tombak, Pelaku Pembunuhan di Banjarmasin Utara Minta Carikan Aki Motor
Baca juga: Pembunuhan di Banjarmasin, Pemuda Sungai Andai Tewas Ditombak, Pelaku Ngaku Kesal Tak Digubris
Dilihat dari rata-rata lamanya mengakses internet, 8 jam 52 menit atau hampir 9 jam selalu mengakses internet.
"Ditambah masa pandemi, penggunaan kita terhadap internet tentunya semakin meningkat. Namun hal tersebut juga berdampak pada beberapa hal diantaranya angka hoaks tahun 2020 mencapai angka 2.000-an," jelasnya.
Hal ini juga sejalan dengan hasil dari Survei Kominfo dan Katadata Insight Center tahun 2020, literasi digital masyarakat belum berada pada kategori yang baik.
Dan, semakin terpuruk dari hasil riset Microsoft tahun 2020 tentang keberadaban pengguna internet Indonesia berada pada posisi yang rendah dari 32 negara yang disurvei.
Baca juga: Jelang Ramadhan 2021, Mukena Manset di Kalsel Laris Manis, Segini Harganya
Baca juga: Dihitung Ulang, Anggaran PSU Pilgub Kalsel Membengkak Jadi Rp 23 Miliar
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 205 guru dari berbagai Sekolah Menengah baik SMP, MTS, SMA, SMK dan MA yang tersebar pada berbagai wilayah di Kalsel.
Ditambahkan Santi, kegiatan ini dilaksanakan dalam 4 batch, dimana masing-masing batch terdiri dari 50 guru yang dilaksanakan 15 Maret, 18 Maret, 22 Maret dan 27 Maret.
"Guru-guru menjadi harapan besar dalam memberikan pemikiran kritis kepada siswanya, sehingga para siswa bisa lebih rasional dan objektif dalam memanfaatkan gawai. Akses internet yang tanpa batas ini harus disikapi dengan bijak oleh para remaja ketika berselancar dengan media digitalnya," tegasnya.
Program Tular Nalar Edukasi untuk Guru ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Hadeli Rosyaidi, MPd.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Kalsel: 275 Orang Positif, 217 Orang Sembuh, 4 Meningal
Baca juga: Rumah Zakat Kalsel Targetkan 6 Ribu Penerima Manfaat di Ramadhan 2021, Sasar Warga Terdampak Pandemi
Menurutnya, Kepala Dinas Pendidikan Kalsel menyambut baik adanya kegiatan ini. Perkembangan teknologi perlu dibarengi dengan pembekalan literasi media.
"Kecanggihan teknologi antara dunia nyata dan dunia maya semakin tidak nyata, karena itu menjadi tantangan untuk kita semua terutama dunia pendidikam untuk menyiapkan generasi muda menjadi generai unggul," tandasnya.
Materi kegiatan disampaikan oleh Fasilitator Nasional Program Tular Nalar Sri Astuty, MSi yang juga merupakan dosen FISIP ULM.
"Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama kurang lebih 150 menit setiap batch dengan mengantarkan pengetahuan pada perkembangan dunia digital, dimana pada saat ini setiap orang berada pada posisi sebagai pembuat, penyebar dan pengguna media dan konten digital," jelas Sri.
Baca juga: Rekrutmen CPNS 2021, Pemko Banjarmasin Menunggu Hasil Penetapan Kemenpan RB
Baca juga: Rekrutmen CPNS 2021, Pemprov Kalsel Tak Usulkan Formasi Guru, Ini Alasannya
Dijelaskannya, teknik berpikir kritis dengan desain kurikulum Tular Nalar menjadi agenda pelatihan dalam menyikapi berbagai arus informasi yang mengalir bak tsunami, dimana angka hoaks dan kejahatan digital setiap waktu terus meningkat.
"Para guru juga diperkenalkan tentang bagaimana cara mengenali hoaks seperti misinformasi, disinformasi, dan malinformasi dengan berbagai jenis kriteria hoaks mulai dari satire, konten palsu, konten yang salah, konten yang menyesatkan, konten yang dimanipulasi, konten tiruan, dan koneksi yang salah," ungkap Sri.
Selain itu, lanjut dia, para guru dilatih untuk melakukan cek fakta baik secara manual dengan menggunakan situs yang tersedia pada google maupun yang sudah berbasis aplikasi seperti Hoax Buster Tools, Chat Box Kalimasada.
Salah satu peserta Rikhy Kurniawan, guru SMA Negeri 1 Paringin dan Siti Muryani Guru SLB Negeri 2 Banjarmasin mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat.
Baca juga: Narkoba Kalsel : Tangkap Pria Banjarmasin di SPBU Astambul, Polisi Amankan 2,5 Kg Sabu
Baca juga: VIDEO Lintas Tokoh Agama di Tanahlaut Kalsel Kutuk Bom Makassar
"Kami diperkenalkan dengan ragam hoaks, cara melakukan periksa fakta dengan mengutamakan pada desain kurikulum Tular Nalar yang membantu kami memahami langkah-langkah dalam membuat berbagai strategi berkaitan dengan pola pembelajaran masa pandemi ditambah dengan kondisional siswa dalam etika digital juga masih dirasakan perlu perhatian serius dari kita semua," ujarnya.
PIC Kegiatan Tular Nalar Kalimantan Selatan, Muhammad Firdaus Al, mengatakan, melalui program pelatihan ini ke depan mengajak para guru untuk dapat mengambil peran untuk berkolaborasi sebagai relawan dan dapat menerapkan kurikulum Tular Nalar dalam proses pembelajaran.
(Banjarmasin post.co.id/Syaiful Anwar)