Berita Banjarbaru
Dimakamkan Saat Gerhana Bulan Total, Begini Kisah Jelang Ibunda Wali Kota Banjarbaru Tutup Usia
Hj Hayatun Fardah istri Gubernur Kalsel Periode 2005-2015 yang juga ibunda Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Arifin wafat karena terinfeksi covid-19
Penulis: Khairil Rahim | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Hj Hayatun Fardah binti Ahmad Fadillah, Istri dari H Rudy Ariffin Gubernur Kalimantan Selatan 2005-2015 yang juga Ibunda dari Wali Kota Banjarbaru H.M. Aditya Mufti Ariffin, telah berpulang.
Ketua PKK Kalsel ini meninggal saat dalam perawatan di RSUD Ulin Banjarmasin, Rabu, 26 Mei 2021, Pukul 15.09 Wita dalam usia 67 Tahun. Ibu Hj Hayatun Fardah, lahir di Kandangan, 4 Agustus 1953.
Mewakili Keluarga Besar H. Rudy Ariffin, MM, Ajudah Pribadi Rudy, Khairil Anwar menceritakan pada Selasa, (18/5/2021) beliau menyampaikan badan agak demam. Dan minta agar dilakukan tes swab.
Lalu Pada Jum'at hasil tes swab keluar, beliau dinyatakan terkonfirmasi positif Covid 19.
Baca juga: Inalillahi Wa Inalillahi Rojiun, Ibunda Wali Kota Banjarbaru Hj Hayatun Fardah Meninggal
Baca juga: Ibunda Wali Kota Banjarbaru Hj Hayatun Fardah Dimakamkan di Taman Makam Bahagia
Kondisi saat itu, tidak ada gejala berat, beliau masih bisa beraktivitas seperti biasa, sehingga diizinkan tim dokter untuk isolasi mandiri di rumah.
Lalu pada Senin (24/5/2021), siang, almarhumah menyampaikan agak sesak bernafas, dan minta diberi bantuan tabung oksigen. Namun secara umum, kondisi kesehatan beliau masih tetap stabil. Sehingga tetap diizinkan istirahat di rumah.
Kemudian Selasa, 25 Mei 2021, sekitar pukul 07.00 Wita, saat Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin, SH, MH ingin menjalankan tugas ke Surabaya, Wali Kota sebagaimana kebiasaan setiap ingin bepergian, bermaksud pamitan dengan Ibunda.
Namun saat pintu diketuk, tidak ada respon. Akhirnya pintu dibuka dari luar, dan Hj Hayatun Fardah dalam kondisi tidak merespon dengan saturasi oksigen di bawah 50 persen.
"Beliau kemudian dibawa ke RSD Idaman Banjarbaru didampingi langsung oleh Wali Kota Banjarbaru. Agenda ke Surabaya dibatalkan," kata Khairil.
Setelah diberikan pertolongan pertama, beliau terbangun dan sadar. Ketika sadar itu, beliau bertanya; "Aku dimana?". Lalu dijawab Pak Wali; "Pian di Rumah Sakit".
Beliau bertanya lagi; "Kenapa di rumah sakit? Tadi rasanya habis sembahyang Subuh, Aku berabah-rabah dan taguring (rebahan dan tertidur)."
"Setelah dijelaskan bahwa beliau sempat tak sadar dan sebagainya, baru kemudian beliau memahami," jelas dia.
Pada hari itu pula, untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif, beliau dibawa ke RSUD Ulin Banjarmasin. Kondisi kesehatan beliau di RSUD Ulin Banjarmasin naik turun.
Dengan bantuan terapi oksigen HFNC dan NRM, saturasi oksigen bisa naik sampai ke 80-90 persen, namun sesekali turun ke 50-60 persen.
Lalu pada Rabu, (26/5/2021) hari kedua dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin, kondisi almarhumah juga naik turun. Namun pada hari kedua ini, beliau tampak lebih segar.
