Terjerat Pinjaman Online

Awalnya untuk Beli Susu Anak, Guru Honorer di Semarang Terjerat Pinjol Rp 206 Juta, Selalu Diteror

Seorang guru honorer di Semarang,terjerat pinjaman online Rp 206 juta. Kini tiap hari diteror dan diintimidasi

Tangkap layar kanal YouTube Tribun Jateng
AM, guru honorer yang terlilit pinjaman online hingga Rp206 juta.Awalnya untuk Beli Susu Anak, Guru Honorer di Semarang Terjerat Pinjol Rp 206 Juta, Selalu Diteror 

Penasehat hukum kreditur, Muhammad Sofyan menuturkan dalam sehari kliennya tersebut diteror dan diintimidasi hingga ratusan kali.

Baca juga: Waspada Pinjol Abal-abal, Inilah 152 Aplikasi Pinjaman Online Legal dan Terdaftar di OJK

Baca juga: OJK dan Pemkab Tanahlaut Gencar Berantas Praktik Rentenir Berkedok Pinjaman Online

Tidak hanya itu teman-teman yang ada di kontak kliennya juga mendapat teror dengan bahasa yang kurang pantas.

"Terornya itu ada foto AM dan KTP lalu dibubuhi tulisan wanted, dan disebarkan di seluruh kontak AM dan media sosialnya," tuturnya.

Dikatakanya, saat mengajukan pinjaman tidak ada perjanjian baik secara langsung, di bawah tangan maupun elektronik. Kliennya tidak pernah menanda tangani surat perjanjian apapun.

"Sehingga jika disebut pinjam meminjam tidak memenuhi syarat," ujarnya.

Ia menuturkan ada hal yang tidak memenuhi syarat akan mengajukan gugatan perdata. Namun demikian saat ini pihaknya memilih jalur pidana dengan melaporkan ke Ditreskrimsus Polda Jateng.

"Kami melaporkan baik dari pelanggaran UU perbankan, penghinaan, dan pencemaran nama baik," tuturnya.

* Diteror Debt Collector 24 Pinjol Guru TK di Malang Ingin Bunuh Diri

Sebelumnya gegara memiliki utang total Rp 40 juta di 24 pinjaman online (pinjol), seorang guru TK di Malang, Jawa Timur juga mendapatkan teror hingga nyaris bunuh diri.

Guru TK berusia 40 tahun yang dirahasiakan namanya itu, mengaku mendapatkan teror dari debt collector 24 pinjol yang memberi utang padanya dengan bunga tinggi.

Kisah guru TK itu pun memantik keprihatikan banyak pihak, hingga akhirnya dia mendapatkan bantuan donasi untuk melunasi utangnya.

Guru TK yang juga warga Kecamatan Sukun, Kota Malang itu pun menceritakan awal mula terbelit utang puluhan juta rupiah.

Dia mengaku meminjam hingga mencapai Rp 40 juta itu, bermula dari keinginannya untuk biaya pendidikan sarjana.

"Saya itu kerja di lembaga (TK) sudah 12 tahun. Lalu pada tahun kemarin (2020), dituntut guru harus S1, sedangkan saya masih D2. Terus saya gajinya itu cuma Rp 400 ribu, nah biaya per semester itu Rp 2,5 juta. Saya mikir apa bisa, akhirnya dikenalkan sama teman pinjaman online itu," ujar Mawar kepada TribunJatim.com, Selasa (18/5/2021).

Dia pun tergiur dengan pinjaman uang secara online itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved