Wabah Corona
Varian Delta Virus Corona Picu Cepatnya Menularnya Covid-19, Lonjakan Terjadi di Kudus dan Jakarta
Adapun varian virus SARS-Cov-2 yang dominan terutama adalah B.1.617.2 atau varian Delta yang pertama kali ditemukan di India.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Mewabahnya virus corona ditunjang dengan munculnya varian baru SARS-CoV-2.
Varian baru ini lebih menular berada di balik lonjakan kasus di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Kudus, Jawa Tengah, dan daerah khusus Ibu Kota Jakarta.
Masyarakat diminta tetap menjaga protokol kesehatan untuk menghindari tertularnya varian baru virus corona.
Gejala yang ditimbulkan cukup berbeda dengan yang biasanya.
Adapun varian yang dominan terutama adalah B.1.617.2 atau varian Delta yang pertama kali ditemukan di India dan varian B.1.1.7 atau Alpha yang pertama diidentifikasi di Inggris.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Menyebar di Berbagai Provinsi, 145 Kasus Positif Ditemukan
Baca juga: VIDEO Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Animo Wali Murid Mengikuti Vaksin Covid-19 Tinggi
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari 34 spesimen dari Kudus yang diperiksa menggunakan teknik whole genome sequencing (WGS), 28 di antaranya positif varian Delta.
Pemeriksaan, ucap Nadia, dilakukan oleh laboratorium Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sebagaimana dilansir Kompas.id, Senin (14/6/2021).
Lantas, apa saja gejala yang ditimbulkan dari varian Delta ini? Gejalanya Dihimpun dari NBC Miami (10/6/2021), gejala dari infeksi virus corona varian Delta tak jauh berbeda dari gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus asalnya.
Dilansir kompas.com, namun, pada infeksi varian Delta, gejala-gejala tersebut akan menjadi lebih parah dan disebut lebih sulit ditangani melalui penanganan medis.
Gejala virus corona varian Delta, sebagaimana disampaikan oleh profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins Universiy, Dr. Bhakti Hansoti, di antaranya:
Sakit perut
Hilangnya selera makan
Muntah
Mual
Nyeri sendi
Gangguan pendengaran.
Dalam kebanyakan kasus, pasien yang terinfeksi virus ini juga membutuhkan perawatan medis di rumah sakit, bahkan memerlukan bantuan oksigen dan menderita komplikasi lain.
Dokter penyakit menular di Apollo Hospital India, Abdul Ghafur, mengatakan, prevalensi gangguan pencernaan sebagai gejala yang ditimbulkan oleh infeksi varian Delta lebih besar daripada gejala serupa yang disebabkan oleh strain virus aslinya Akan tetapi, menurutnya, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian klinis untuk memastikan hal ini.
Baca juga: Abaikan Prokes, Satgas Covid-19 Banua Lawas Perintahkan Tiga Warga Pulang Ambil Masker
Seperti flu yang berat Dilansir dari The Guardian (14/6/2021), para peneliti mengungkapkan, gejala umum virus Covid-19 varian Delta antara lain:
Sakit kepala
Sakit tenggorokan
Pilek
Demam
Menurut seorang profesor epidemiologi genetik di King's College London, Tim Spector, dari data yang berhasil dikumpulkan, gejala akibat varian Delta terasa seperti "flu yang berat".
"Covid sekarang berbeda, dia lebih menyerupai flu yang parah. Orang-orang mungkin berpikir hanya mengalami flu musiman dan mereka tetap pergi ke pesta, kami pikir ini masalah," kata Spector.
Pada awal Mei lalu, Spector melihat data dari gejala yang paling banyak dilaporkan penderita Covid-19.
Hasilnya, gejala saat ini berbeda dari yang banyak dikeluhkan para penderita sebelumnya.
Padahal, gejala Covid-19 secara umum adalah demam, batuk, dan anosmia atau kehilangan kemampuan membau dan indra perasa.
Baca juga: Daftar Kasus Tertinggi Covid-19 di Dunia : AS Tertinggi Disusul India
Menurut Spector, batuk tampaknya menjadi gejala paling umum kelima, sedangkan hilangnya penciuman tidak masuk 10 besar gejala.
Varian Delta lebih mudah menular Dari sekian banyak varian baru hasil mutasi virus SARS-CoV-2, varian Delta disebut paling mudah menular.
Varian Delta atau dikenal juga dengan virus corona B.1.617.2 pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.
Dilansir dari nymag.com, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ini adalah varian paling menular yang memicu gelombang pandemi di berbagai negara.
Para ilmuwan dari India menyebutkan, varian Delta disebut 50 persen lebih menular daripada varian Alpha atau varian pertama virus corona.
Itulah sebabnya para ilmuwan percaya itu menjadi varian dominan secara global.
Salah satu kekhawatiran yang timbul dari strain Delta adalah kemampuan infeksinya yang disebut lebih mudah menyerang usia anak-anak.
Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) melaporkan adanya sedikit peningkatan kasus Covid-19 pada anak-anak yang sejalan dengan peningkatan infeksi strain Delta di tengah masyarakat.
Pejabat di Skotlandia juga melaporkan temuan serupa. Setidaknya ada 10 anak dirawat di rumah sakit akibat Covid-19.
