Harga Bitcoin
Harga Bitcoin Hari Ini Terpuruk, Terjadi Penurunan Akun Aktif di Jaringan Blockchain
Pergerakan Bitcoin berfluktuatif dimana harga kripto dengan kapitalisasi terbesar kembali jatuh ke level US$ 32.000 pada Jumat (2/7).
Namun diakui, terjadi penurunan harga Bitcoin di jalur kuartalan, akibat terbebani tindakan keras China, kekhawatiran bank sentral AS akan mulai mengurangi program stimulusnya, dan permintaan terus-menerus untuk lindung nilai sisi bawah.
Masih mengutip CoinDesk, harga Bitcoin pada Rabu (30/6/2021) telah anjlok hampir 41% untuk periode April hingga Juni.
Penurunan tersebut menghentikan kenaikan beruntun empat kuartal, yang mengantarkan harga Bitcoin melonjak enam kali lipat menjadi hampir US$ 60.000, menurut data Bitstamp.
Kuartal kedua tahun ini sejatinya yang terkuat secara historis, memulai dengan catatan positif, harga Bitcoin reli ke rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 64.801 menjelang debut bursa kripto Coinbase di Nasdaq pada 14 April lalu.
Namun, momentum itu terhenti di minggu-minggu berikutnya karena investor ritel berjuang untuk mengangkat harga setelah penjualan oleh pemilik Bitcoin kelas paus.
Baca juga: Konsumsi BBM Jenis Ini Naik, Realisasi PBB-KB di Kalsel Capai Rp 93 M
Pasar semakin terpukul pada pertengahan Mei setelah produsen mobil listrik AS Tesla menghapus Bitcoin sebagai alternatif pembayaran dengan alasan masalah lingkungan, dan menghilangkan harapan besar untuk adopsi perusahaan secara luas.
Sementara itu, pengulangan China tentang larangan penambangan kripto dan kekhawatiran akan pelonggaran awal stimulus oleh The Fed memperkuat langkah bearish, mendorong harga Bitcoin turun ke level terendah dalam empat bulan terakhir saat itu US$ 30.000.
Sejak itu, harga kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia tersebut ada di kisaran US$ 30.000 hingga US$ 40.000, kecuali penurunan singkat ke US$ 28.600 pada 22 Juni.
Perdagangan semakin tanpa arah setelah keputusan El Salvador untuk mengadopsi Bitcoin sebagai alat transaksi yang sah lewat penerbitan undang-undang, sempat membawa harga kripto ini menanjak.
Pankaj Balani, CEO Delta Exchange, tidak memperkirakan harga Bitcoin yang kuat terjadi dalam waktu dekat. “Bitcoin sedang dalam fase konsolidasi, dan kami pikir ini bisa berlangsung hingga September,” katanya kepada CoinDesk.

“Sejak mencapai puncak tertinggi pada April, minat institusional (terhadap Bitcoin) berkurang, dan ada kekurangan likuiditas, baik dari korporasi maupun pembeli ritel,” ujar dia.
Menurut Balani, kripto tetap rentan terhadap pelemahan apa pun di sisi makro, dan bisa turun ke hurdle-turned-support sebelumnya di US$ 19.666 pada Desember 2017 lalu, jika terjadi penghindaran risiko berbasis luas.
COO dan Co-Founder Stack Funds Matthew Dibb mengatakan, struktur pasar Bitcoin saat ini sama sekali berbeda dengan yang terjadi pada 2013 lalu. Namun, Bitcoin tetap menjadi bull jangka panjang yang hati-hati.
"Dari perspektif analisis teknikal, penurunan kuartal kedua adalah kemunduran," kata Dibb kepada CoinDesk. “Bitcoin masih dalam tahap kemajuan parabola”.
Dan, dia menambahkan, penembusan kisaran harga Bitcoin saat ini bisa membawa reli menuju US$ 85.000 pada Maret 2022.
Baca juga: Viral di Medsos, Kurir Dimarahi dan Disiram Konsumen Gegara Sistem COD