Berita Banjarmasin

Tim Pakar Penanggulangan Covid-19 ULM Sorot Demo Mahasiswa Kalsel, Taufik Arbain : Bermasker!

Dr Taufik Arbain, Tim Pakar Penanggulangan Covid 19 ULM dan Anggota Satgas Covid 19 menyoroti demo save KPK RI. Ia mengajak mahasiswa bermasker

Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID/NURHOLIS HUDA
Taufik Arbain, anggota Tim Pakar Percepatan untuk Penanganan Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN -  Aksi demontrasi yang dilakukan mahasiswa Kalsel saat ini diapresiasi sebagai gerakan moral terlebih mengingatkan  pemerintah terkait peran dan fungsi KPK RI.  

Hal itu disampaikan Dr Taufik Arbain, Tim Pakar Penanggulangan Covid 19 ULM dan Anggota Satgas Covid 19. 

Masih menurutnya, bahwa gerakan ini sebagai bagian dari turut serta mengapresiasi apa yang menjadi  perhatian rakyat Indonesia, dan bagian dari memberikan solidaritas antar gerakan mahasiswa di kawasan lain.  

Namun demikian, dikatakannya lebih lanjut,  pada masa pandemi covid saat ini perlu ada pola-pola gerakan yang tidak kontradiktif dengan pesan-pesan dalam rangka penanggulangann Covid-19 yang dilakukan pemerintah dan para mitra aktor bahkan seluruh masyarakat.

Baca juga: Demo Save KPK Jilid Tiga, Mahasiswa Teriakkan Nama Ketua DPRD Kalsel

Baca juga: Bubar Diguyur Hujan, Aksi Demo Save KPK Mahasiswa di Banjarmasin Berakhir Setelah Magrib

Baca juga: Demo Forum BEM Se-Kalsel di Banjarmasin Sempat Ricuh, Mahasiswa dan Polisi Terluka

Dia mengatakan , Sebab saat ini pemerintah dan semua pihak termasuk Satgas Covid 19 Kalsel dari semua unsur hari ini berjuang mengkonstruksi dan mengimplementasikan aspek-aspek pola prilaku publik, komunikasi publik, gerakan  vaksinasi, langkah preventif pada kebijakan PPKM dan lainnya agar keterpaparan Covid 19 pada masyarakat Kalsel tidak meningkat. 

" Data menyebutkan di Indonesia terus meningkat kematian akibat keterpaparan Covid-19, termasuk di Kalsel karena menyebarnya varian baru yang mencemaskan", ungkap Dr Taufik Arbain, Tim Pakar Penanggulangan Covid 19 ULM dan Anggota Satgas Covid 19

Menurutnya, Untuk itu, show of force tidak sekadar dipahami sebagai sebuah gerakan moral, tetapi kondisi saat ini pun harus disertai dengan tanggung jawab moral terkait turut bersama menyelamatkan nyawa masyarakat. 

Tidak ada mengurangi niat dan catatan kebaikan jika gerakan mahasiswa itu bermasker karena tidak tampak siapa dia dan apa yang dilakukannya, kecuali wajahnya tak tampak dalam jepretan kamera. 

Dia mengatakan, atau tidak akan mendegradasikan maruah mahasiswa jika ada pihak lain  memberikan perhatian untuk memakai masker dan meminimalkan kerumunan.

Justru saling take and gave dalam sebuah gerakan antar mahasiswa, elit politik, petugas, adalah teladan yang harus dikomunikasikan dengan masyarakat kita saat ini.  

"Harus dipahami, negara kita bukan negara maju yang partisipatif atas aturan dominan karena kesadaran, tetapi negara kita ini negara berkembang yang masih menganut pengindahan dan taat aturan karena dorongan keteladanan,"ungkap dosen Fisip ULM ini.

Mahasiswa dalam momentum gerakan aksi dan demo, lanjutnya, harus mengambil garda terdepan memberikan contoh demikian sebagai sebuah inovasi gerakan moral yang berselimut dengan tanggung jawab moral penyelamatan nyawa masyarakat.

Menurut Taufik, tanpa mengurangi apresiasi dan hormat atas gerakan moral ini, Mahasiswa harus juga mampu memberikan teladan dalam mengkomunikasikan pesan-pesan moralnya tanpa kontradiktif dalam konteks penanganan covid-19.

Diantaranya harus mengindahkan kalau ada petugas yng mengingatkan memakai masker, tidak berkerumun dalam konteks situasi normal dan mengantisipasi dengan kelengkapan pencegahan lainnya.  

Baca juga: Demo Forum BEM Se-Kalsel di Banjarmasin Sempat Ricuh, Mahasiswa dan Polisi Terluka

Baca juga: Aksi Save KPK dari Mahassiwa, Polresta Banjarmasin Siapkan Pengamanan Antisipasi Demo Susulan

 Pola-pola gerakan dengan cara "show of force" berupa pengerahan massa memang salah satu pilihan efektif dalam menarik perhatian publik, tetapi sebenarnya memungkinkan cara ini dikendalikan dengan pola tetap pada protokol kesehatan minimalis.

"Selama ada pembeda dengan memakai baju almamater, terlebih didesain dengan pesan-pesan gerakan yang esensial, dan pelibatan media yang masif dalam mengkomunikasikan pesan dan gerakan," Ungkap mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa/Presiden Mahasiswa era 1998 ini. 

(Banjarmasinpost.co.id/Nia Kurniawan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved