Harga Bitcoin Hari Ini
Harga Bitcoin Hari Ini Hampir Terjungkal ke US$30.000, Ini kata Bos Twitter
Sabtu (17/7/2021) siang ini, harga Bitcoin nyaris terjungkal ke angka US$ 30.000. Uang kripto itu di US$31.223, atau turun 2.35% dalam 24 jam terakhir
BANJARMASINPOST.CO.ID - Harga Bitcoin dan uang kripto populer lainnya terus merosot. Bahkan Sabtu (17/7/2021) siang ini, Bitcoin nyaris terjungkal ke angka US$ 30.000.
Berdasarkan pantauan Banjarmasinpost.co.id coinmarketcap.com, Sabtu ini harga Bitcoin dan sejumlah Crypto currency alias uang kripto kompak memerah.
Pantauan pukul 11.11 WIB, Bitcoin berada di US$31.223, atau turun 2.35% dalam 24 jam terakhir.Angka itu pun tampak terus berfluktuasi dengan tren penurunan.
Sedangkan Ethereum US$1.864 turun 4.73% dalam 24 jam terakhir. Demikian pula Dogecoin yang berada $0.1713 atau turun 9.43%.
Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini Memerah di Angka $31.927, Ethereum dan Dogecoin Senasib
Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini Menghijau, Sempat Anjlok di Posisi 31.000 Dolar
Dilansir dari kontan.co.id, Bitcoin memang terpantau menuju penutupan mingguan terendah dalam lebih dari sebulan terakhir karena tekanan jual terus mendorong harga menuju US$ 30.000.
Padahal, ada sentimen positif dari CEO Twitter Jack Dorsey yang mengumumkan bisnis kripto yang berfokus pada decentralised finance (defi) dan Bitcoin.
Sementara itu Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin atau BTC pada Jumat (16/7) sempat jatuh ke posisi US$ 31.045,68, sebelum akhirnya bertengger di US$ 31.888,60 pada pukul 22.05 WIB.
Menurut CoinDesk, jika candle saat ini ditutup pada atau di bawah level harga sekarang, maka itu akan menandai aksi jual mingguan tertajam sejak 14 Juni lalu.
Penurunan harga Bitcoin pada Kamis (15/7) adalah yang terbesar dalam lebih dari 10 hari terakhir, karena jatuh, sekali lagi, di samping bursa saham AS.

Penurunan di bawah level support harian US$ 31.000 bisa mengakibatkan penarikan yang lebih dalam, menuju US$ 28.600 seperti yang terjadi pada 22 Juni lalu.
Harga Bitcoin turun dari di atas US$ 34.000 pada awal minggu menjadi di bawah US$ 32.000, tetap berada dalam wilayah US$ 30.000 hingga US$ 36.000 yang telah ada sepanjang Juli.
Sementara Dorsey, yang juga mengepalai platform pembayaran Square, men-tweet perincian proyek yang belum disebutkan namanya, dengan mengatakan, bisnis kripto akan Twitter lakukan "sepenuhnya di tempat terbuka".
“Fokus utama kami adalah Bitcoin, (itu) akan difokuskan pada penciptaan bisnis platform, dan akan membuka sumber pekerjaan kami di sepanjang jalan,” katanya, seperti dikutip The Independent.
Pernyataan Dorsey itu mengikuti pengumuman Square minggu lalu bahwa mereka sedang membangun dompet perangkat keras khusus untuk Bitcoin.
*Kekuatan Produksi Bitcoin China Tinggal 46%
Sementara itu, tekanan dari otoritas China terus menguat terhadap Crypto Currency. Akibatnya, kekuatan produksi Bitcoin global dari China turun tajam.
Diketahui, China sudah lama menjadi pusat penambangan kripto global, sebuah proses yang intensif energi. Banyak penambang Bitcoin di China menggunakan bahan bakar fosil termasuk batubara, memicu kekhawatiran atas jejak lingkungan kripto itu.
Mengutip Reuters, bagian China dari kekuatan komputer yang terhubung ke jaringan Bitcoin global, yang dikenal sebagai "hash rate," turun menjadi 46% pada April 2021, dari 75,5% di September 2019, menurut data Cambridge Center for Alternative Finance.
Pada periode yang sama, pangsa hash rate Amerika Serikat melonjak menjadi 16,8% dari sebelumnya hanya 4%, menjadikannya produsen Bitcoin terbesar kedua. Pangsa Kazakhstan juga naik menjadi sekitar 8%, dengan Rusia dan Iran sebagai produsen utama lainnya.
Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini : Tergerus Melemah 2,27 Persen, Kini di Kisaran 34.454 Dollar AS Per Keping
Baca juga: Harga Bitcoin Bakal Kembali Melonjak, Stabil di Kisaran US$ 33.000 hingga US$ 36.000
Penelitian University of Cambridge itu memberikan pandangan sekilas tentang tren global penambangan Bitcoin, di tengah peningkatan kekhawatiran dari invidu dan institusi seperti Tesla tentang bagaimana kripto diproduksi.
Penurunan kekuatan pertambangan China terjadi menjelang tindakan keras oleh Dewan Negara China atas penambangan dan perdagangan Bitcoin pada akhir Mei lalu, dengan alasan risiko keuangan yang mendasarinya.
Anhui, di China Timur, minggu ini menjadi provinsi terbaru yang mengumumkan larangan menyeluruh terhadap penambangan kripto.
Pusat pertambangan utama China termasuk Sichuan, Mongolia Dalam, dan Xinjiang, semuanya telah mengeluarkan langkah-langkah yang melumpuhkan industri pertambangan, ketika para penambang membuang mesin atau pindah ke tempat-tempat termasuk Texas atau Kazakhstan.
Bitmain, pembuat mesin penambangan kripto terbesar di China, bulan lalu menghentikan penjualan menyusul larangan penambangan oleh Beijing, dan mengatakan sedang mencari pasokan listrik di luar negeri termasuk Amerika Serikat, Rusia, juga Kazakhstan. (*)