Harga Bitcoin Hari Ini

Elon Musk Bakal Terima Kripto Tertua, Harga Bitcoin Hari Ini Langsung Melonjak

Harga Bitcoin melonjak 8% Kamis (22/7) pagi, berkat Elon Musk yang mengatakan, Tesla "kemungkinan" akan menerima kripto tertua di dunia itu lagi.

Editor: M.Risman Noor
net
bitcoin 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Harga bitcoin kembali menggembirakan. Hal ini tak lepas dengan pernyataan Elon Musk yang mengatakan Tesla akan menerima kembali mata uang kripto tertua.

Terbaru harga Bitcoin melonjak 8% pada Kamis (22/7) pagi. Sebelumnya CEO Tesla mengumumkan pada Mei lalu, perusahaan mobil listriknya menangguhkan penggunaan Bitcoin untuk pembayaran karena khawatir akan dampak lingkungan dari penambangan kripto itu.

Langkah Elon Musk sangat memengaruhi harga mata uang Bitcoin dan kripto lainnya.

Bitcoin, kripto dengan kapitalisasi terbesar, mengalami aksi jual besar-besaran sejak Musk membuat pengumuman itu. Dan, awal pekan ini turun di bawah US$ 30.000.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, Emas Antam 1 Gram Turun Rp 3.000 Jadi Rp 980.000

Baca juga: Kalsel Tawarkan Sejumlah Proyek Infrastruktur ke Investor Korea

Harga Bitcoin naik sekitar 8%, hampir menembus level US$ 33.000, persisnya US$ 32.815,74, dibanding posisi 24 jam sebelumnya, menurut Coindesk.

Ilustrasi bitcoin, aset kripto, cryptocurrency.
Ilustrasi bitcoin, aset kripto, cryptocurrency. (PEXELS/WORLDSPECTRUM)

Dilansir kontan.co.id, Musk berbicara di konferensi The B Word pada Kamis dini hari waktu Indonesia Barat, bersama CEO Twitter Jack Dorsey.

“Sepertinya Bitcoin lebih banyak beralih ke energi terbarukan dan banyak pembangkit listrik tenaga batubara yang digunakan telah ditutup, terutama di China,” kata Musk, seperti dikutip The Independent.

“Saya ingin melakukan sedikit uji tuntas untuk mengonfirmasi persentase penggunaan energi terbarukan kemungkinan besar berada di atas 50%, dan ada tren ke arah peningkatan jumlah itu. Jika demikian, Tesla kemungkinan besar akan kembali menerima Bitcoin,” ungkap Musk.

Masih memegang Bitcoin
Musk menambahkan, dia juga kedua perusahaannya, SpaceX dan Tesla, telah memegang Bitcoin saat harganya jatuh. “SpaceX, Tesla, dan saya memiliki Bitcoin,” katanya.

Baca juga: Buka Lapangan Kerja Baru, Singapura Tambah Investasi di Indonesia

“Kami tidak menjual Bitcoin apa pun, saya juga tidak menjual apa pun secara pribadi atau SpaceX juga tidak menjual Bitcoin apa pun,” imbuhnya

Tesla mengungkapkan pada Februari lalu, mereka telah menginvestasikan US$ 1,5 miliar dalam Bitcoin, dan telah menjual beberapa pada kuartal pertama 2021 dengan keuntungan US$ 101 juta.

Tesla mulai menggunakan Bitcoin untuk pembelian mobil listriknya oleh konsumen pada Maret lalu, sebelum berbalik arah 49 hari kemudian.

"Saya mungkin memompa tetapi saya tidak membuangnya," ujar Musk. “Saya pasti tidak percaya mendapatkan harga tinggi dan menjual atau semacamnya. Saya ingin melihat Bitcoin berhasil”.

Ilustrasi Bitcoin.
Ilustrasi Bitcoin. (THINKSTOCKS)

Harga Bitcoin kembali di dekat US$ 31.000 pada Senin (19 Juli), setelah sempat menembus level US$ 32.000 di Minggu (18 Juli) terdorong langkah Bank of America menyetujui perdagangan Bitcoin berjangka untuk beberapa klien.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Senin sempat menyentuh posisi US$ 31.150,41, sebelum naik ke US$ 31.781,18 pada pukul 13.49 WIB atau turun tipis 0,33% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

Menurut Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, sebelumnya harga kripto terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar mendapat dukungan dari Bank of America yang menyetujui perdagangan bitcoin berjangka untuk beberapa klien.

“Ini adalah komitmen besar untuk bank terbesar kedua di Amerika dan menandakan minat dalam perdagangan mata uang kripto akan tetap ada,” kata Moya kepada CoinDesk melalui e-mail.

"Di Wall Street, jika satu bank melihat peluang dalam melakukan sesuatu yang berisiko, sisanya akan dengan mudah membenarkan hal itu," ujar dia.

Baca juga: Hati-hati, 172 Pinjol Ilegal Ditutup Satgas Waspada Investasi pada Juli 2021, Ini Daftarnya

Analis menyebutkan, harga Bitcoin mungkin bersiap untuk penembusan harga, bisa lebih tinggi atau lebih rendah, setelah diperdagangkan dalam kisaran antara US$ 30.000 dan US$ 40.000 selama delapan minggu terakhir.

Kekhawatiran besar adalah penurunan di bawah level psikologis US$ 30.000 yang mungkin memicu penjualan tambahan karena pedagang opsi melihat ke posisi persegi.

“Ada langkah besar yang akan datang,” tulis analis blockchain William Clemente III di buletin Anthony Pompliano. "Secara teoritis, kita bisa melihat langkah besar ini dalam beberapa hari ke depan tetapi bisa memakan waktu hingga tiga minggu penuh”.

Bitcoin
Bitcoin (bitcoinboard.net)

Penembusan terlihat lebih cenderung ke sisi negatif, berdasarkan tampilan grafik harga Bitcoin, Mati Greenspan, pendiri Quantum Economics, mengatakan dalam buletinnya. “Grafik harga Bitcoin terlihat sangat jelek saat ini,” katanya, seperti dikutip CoinDesk.

“Kemiringan ke bawah yang telah terwujud selama beberapa hari terakhir memberikan kesan bahwa gaya gravitasi meminta pengujian ulang dukungan garis merah di US$ 20.000. Dalam istilah teknikal, ini dikenal sebagai kapitulasi,” ungkap dia.

Bagian China dari kekuatan produksi Bitcoin global turun tajam, bahkan sebelum tindakan keras baru-baru ini oleh otoritasnya terhadap penambangan kripto, penelitian University of Cambridge menunjukkan pada Kamis (15/7).

China sudah lama menjadi pusat penambangan kripto global, sebuah proses yang intensif energi. Banyak penambang Bitcoin di China menggunakan bahan bakar fosil termasuk batubara, memicu kekhawatiran atas jejak lingkungan kripto itu.

Mengutip Reuters, bagian China dari kekuatan komputer yang terhubung ke jaringan Bitcoin global, yang dikenal sebagai "hash rate," turun menjadi 46% pada April 2021, dari 75,5% di September 2019, menurut data Cambridge Center for Alternative Finance.

Pada periode yang sama, pangsa hash rate Amerika Serikat melonjak menjadi 16,8% dari sebelumnya hanya 4%, menjadikannya produsen Bitcoin terbesar kedua. Pangsa Kazakhstan juga naik menjadi sekitar 8%, dengan Rusia dan Iran sebagai produsen utama lainnya.

Penelitian University of Cambridge itu memberikan pandangan sekilas tentang tren global penambangan Bitcoin, di tengah peningkatan kekhawatiran dari invidu dan institusi seperti Tesla tentang bagaimana kripto diproduksi.

Penurunan kekuatan pertambangan China terjadi menjelang tindakan keras oleh Dewan Negara China atas penambangan dan perdagangan Bitcoin pada akhir Mei lalu, dengan alasan risiko keuangan yang mendasarinya.

Anhui, di China Timur, minggu ini menjadi provinsi terbaru yang mengumumkan larangan menyeluruh terhadap penambangan kripto.

Pusat pertambangan utama China termasuk Sichuan, Mongolia Dalam, dan Xinjiang, semuanya telah mengeluarkan langkah-langkah yang melumpuhkan industri pertambangan, ketika para penambang membuang mesin atau pindah ke tempat-tempat termasuk Texas atau Kazakhstan.

Bitmain, pembuat mesin penambangan kripto terbesar di China, bulan lalu menghentikan penjualan menyusul larangan penambangan oleh Beijing, dan mengatakan sedang mencari pasokan listrik di luar negeri termasuk Amerika Serikat, Rusia, juga Kazakhstan.


Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved