Guru Kapuh Wafat
Guru Kapuh Wafat, Jemaah Menangis Mengantarkan KH Ahmad Riduan Baseri
Kepergian Guru Kapuh alias Tuan Guru KH Ahmad Riduan Baseri memberikan duka yang mendalam bagi jemaahnya.
Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Kepergian Guru Kapuh alias Tuan Guru KH Ahmad Riduan Baseri memberikan duka yang mendalam bagi jemaahnya.
Tak hanya sekitar Pondok Pesantren Ibnu Atthaillah saja yang menjadi jemaah loyal Guru Kapuh. Jemaah yang dating kebanyakan berasal dari Nagara.
Aidi warga Desa Sungai Pinang Kecamatan Daha Selatan juga datang ke pemakaman Guru Kapuh. Ia juga ikut menyalatkan jenazah di Rumah Sakit Brigjen H Hasan Basry, Kandangan.
Dibeberkan Aidi jika yang berhadir merupakan jemaah Guru Kapuh. Bahkan, warga di desanya juga datang ke sana berombongan untuk memberikan penghormatan kepada Dai terbesar di Kecamatan Hulu Sungai Selatan.
Baca juga: Guru Kapuh Meninggal Dunia, Jemaah Ini Menangis Antarkan Jenazah hingga Pemakaman
Baca juga: Ribuan Jemaah Salatkan Guru Kapuh di Halaman Rumah Sakit Brigjen H Hasan Basry HSS
Baca juga: Sekretaris MUI Banjar: Guru Kapuh Setiap Haul Abah Guru Sekumpul Kirimkan Relawan
Baca juga: Guru Kapuh Wafat, Ketua MUI Banjar : Zuriat Sang Guru Itu Berpulang
Baca juga: Guru Kapuh Wafat, Pemakaman Dilakukan Secara Tertutup, Hanya Dihadiri Kerabat Dekat dan Keluarga
Baca juga: Biografi Guru Kapuh, KH M Ridwan Baseri Gelar Pengajian di Majelis Taklim Al-Hidayah Sejak 2005
Baca juga: Profil Guru Kapuh yang Wafat Hari ini, Keturunan Datu Kalampayan Bernama Asli KH M Ridwan Baseri
Baca juga: Guru Kapuh Meninggal Dunia Pagi Ini, Belum Diketahui Kapan Pemakaman KH M Ridwan Baseri
Aidi mengenang jika ceramah yang diberikan Guru Kapuh lebih mudah dicerna. “Kalau ceramah mudah sekali dipahami,” bebernya.
Ia paling ingat pesan yang disampaikan oleh Guru Kapuh yakni agar jemaahnya menjaga kesehatan dan terus menjaga diri. Selain itu, yang paling ia ingat Guru Kapuh selalu berpesan agar tidak mengejar dunia saja apalagi dunia semakin tua. “Kejar dunia seadanya. Akhirat paling penting. Dunia sudah tua. Harus ingat bagaimana nanti meninggal,” kenangnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Firmansyah jemaah asal Kandangan Kecamatan Hulu Sungai Selatan. Menurutnya, Guru Kapuh merupakan Dai yang paling dihormati. Mengingat Guru Kapuh selalu memberikan ceramah yang mudah dipahami bagi jemaahnya.
“Kami merasa kehilangan beliau. Pasalnya tidak ada yang seperti beliau,” katanya.
Sepanjang jalan dari Rumah Sakit Brigjen H Hasan Basry hingga peristirahatan terakhir Guru Kapuh di depan Pendopo Guru Kapuh jemaah terus menangis mengantarkan kepergian ulama besar tersebut. (Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi)