Berita HST
Dua Jembatan Darurat di Desa Patikalain HST Kian Reot, Warga Minta Jembatan Permanen
Jembatan di Desa Patikalain yang dibangun sebagai jembatan sementara itu bagian lantainy dari kayu papan dan batang kelapa mulai copot.
Penulis: Hanani | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Dua jembatan darurat akses menuju Desa Patikalain,Kecamatan Hantakan,Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang dibangun warga bersama relawan Muhammadiyah makin reot.
Kondisinya kian memprihatinkan.
Jembatan yang dibangun sebagai jembatan sementara itu bagian lantainya yang terbuat dari kayu papan dan batang kelapa mulai copot.
Demikian pula bagian tiang penyangganya yang menggunakan batang pohon, mulai miring karena intens dilewati mobil dan kendaraan bermotor serta angkutan lainnya.
Baca juga: Narkoba Kalsel, 2 Warga dan 34 Paket Diduga Sabu Damankan Satresnarkoba Polres HST
Baca juga: Sambut Tahun Baru Hijriyah, Satlantas Polres HST Bagi Nasi Kotak ke Petugas Kebersihan
Posisi jembatan yang berada di bawah jalan dengan turunan cukup tajam cukup membahayakan, khususnya bagi pegendara sepeda motor.
"Cukup sering orang luar yang pertama lewat terjatuh, karena cukup kondisi tanah sekitarnya sendiri terkikis sehingga berlubang dan tak rata," ungkap Ruai, tokoh masyarakat setempat yang juga mantan Kades.
Kondisi yang sama terjadi di jembatan kedua.
"Memang dibangunnya sebagai jembatan darurat atau sementara oleh relawan Muhammadiyah. Makanya daya tahannya juga tak bisa untuk jangka panjang. Kami berharap pemerintah daerah segera membangunkan jembatan permanen karena jembatan penghubung ini penting bagi masyarakat di sini," kata Ruai.
Dijelaskan, Desa Patikalain memiliki luas 1.550 meter persegi, terdiri beberapa anak desa.
Hampir 100 persen warganya adalah petani padi di ladang, berkebun karet, pisang, jengkol, durian, pampakin, ubi, talas, kacang tanah,jagung dan tanaman palawija lainnya.
Hasil kebun dijual dan diangkut menggunakan kendaraan bermotor dan mobil pikap, untuk kemudian dipasarkan ke Pasar di Kecamatan Hantakan dan Pasar Barabai.
Baca juga: Pemko Banjarmasin Mulai Mendata Anak yang Orangtuanya Meninggal karena Covid-19
Baca juga: Peringati Kemerdekaan, Tebing Ampik Tabalong Jadi Lokasi Pengibaran Merah Putih Berukuran Besar
Sementara jembatan permanen rusak diterjang banjir bandang pada Januari 2021 yang lalu.
Sejak itu pula, jembatan darurat yang ada digunakan sebagai penghubung warga ke desa laiannya serta kota kecamatan.
"Jembatan ini juga penting karena masyarakat di Kampung Papagaran, anak Desa Patikalain sedang mengembangkan potensi wisata puncak titian musang serta mengembangkan perkebunan kopi yang bibitnya dibagikan secara gratis oleh Serikat Petani Indonesia Kalsel untuk membangkitkan kembali perekonomian warga Patikalain, yang terpuruk setelah dilanda banjir," pungkasnya.
Selain masalah jembatan sebagian besar jalan di desa itu juga mengalami kerusakan, termasuk di Kampung Papagaran.
Bahkan desa tersebut juga belum dialiri listrik. Sebagian masih menggunakan genset.
(banjarmasinpost.co.id/hanani)