Berita Banjarmasin

Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Porter di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Menjerit

Sepinya penumpang kapal di Pelabuhan Trisakti imbas dari pandemi covid berdampak pada penghasilan para porter yang semakin berkurang

Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi
seorang porter saat membawa alas duduk dari spanduk bekas, di pelabuhan trisakti banjarmasin 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sejak awal wabah covid-19 menyebar hingga saat ini, sejumlah sektor mengalami dampaknya tak terkecuali usaha layanan jasa angkut barang (Porter) di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

Diungkapkan Fahrul (40), dia sudah 10 tahun lebih menjadi Porter di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

Selama itu menurutnya baru dua tahun terakhir, jumlah penumpang kapal lebih sedikit, sehingga berdampak terhadap penghasilannya sebagai Porter.

Meski tidak pasti akan ada orang yang memakai jasanya, Fahrul tetap setia menawarkan diri untuk mengangkut barang kepada para penumpang.

Baca juga: Jasa Cetak Kartu Vaksin Mulai Ramai di Banjarmasin, Segini Tarifnya

Baca juga: Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 Jenis Moderna Mulai Dibuka di Puskesmas-puskesmas di Banjarmasin

"Mau gimana lagi ya, sekarang memang sepi penumpang kapal, apa lagi bila ada larangan kapal beroperasi, enggak kerja kami," katanya, Minggu (15/8/2021) dinihari.

Diceritakannya, satu kali mengangkut barang penghasilan yang ia dapat beragam, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 50 ribu.

"Kalau barangnya sedikit paling Rp 5 ribu, tapi kalau banyak dan berat bisa sampai Rp 50 ribu. Tapi tergantung lagi kesepakatannya berapa," ujarnya.

Karena penghasilan yang tidak menentu, Fahrul pun mengaku nyambi sebagai tukang ojek, saat tidak sedang menjadi Porter.

"Kalau lagi tidak ada kapal, ya sambil-sambil jadi tukang ojek, buat tambahan. Kalau mengharap penghasilan Porter rasanya saat ini tidak cukup," jelasnya.

Baca juga: PPKM Level 3, Satgas Covid-19 Murung Pudak Tabalong Pantau Pelaksanaan Resepsi Perkawinan

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Inilah Ketentuan Perjalanan Udara Lewat Bandara Syamsuddin Noor

Hal yang sama kemudian juga diungkapkan oleh Adi (30) rekan satu profesi Fahrul, yang sudah 10 tahun menjadi Porter.

Menurutnya dengan upah angkutan yang mereka dapat, tidak sebanding dengan risiko pekerjaan yang dilakukan.

"Kalau saat mengangkut barang terjatuh, atau sakit karena kelelahan bekerja ya tangung sendiri masing-masing kami," ungkapnya.

Para Porter pun berharap pihaknya mendapat jaminan perlindungan saat bekerja, dari pemangku kepentingan terkait.

"Hendak kami ada perlindungan kerja dari pihak terkait, karena kerjaan kami ini risikonya besar," harapnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved