Berita Banjarmasin
Terdampak Pandemi Covid-19, Laba PDAM Bandarmasih di 2020 Turun Rp 6 Miliar
Pandemi Covid-19 ternyata turut berdampak merosotnya laba Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih
Penulis: Frans Rumbon | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pandemi Covid-19 ternyata turut berdampak pada laba Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih yang terus merosot dari tahun ke tahun.
Bedasarkan hasil audit keuangan pada tahun buku 2019 atau sebelum adanya pandemi Covid-19, laba PDAM Bandarmasih yang semula sebesar Rp 20,5 Miliar (tahun 2018) turun menjadi Rp 17,7 Miliar (tahun 2019). Atau mengalami penurunan hingga sekitar Rp 2,5 Miliar.
Sedangkan untuk tahun buku 2020, laba PDAM Bandarmasih terus merosot bahkan mengalami penurunan sekitar Rp 6 Miliar jika dibandingkan laba di tahun 2019.
Pasalnya berdasarkan hasil audit keuangan yang dilakukan Kantor Akuntan Publik Soejatna Mulyana dan rekan, laba PDAM Bandarmasih untuk tahun buku 2020 hanya sebesar Rp 11,11 Miliar.
Baca juga: Usahanya Bangkrut Terdampak Pandemi, Pelaku UMKM Kalsel Ini Sukses Bikin Sabun Cuci Piring Rumahan
Baca juga: Bantu UMKM Terdampak Pandemi, Agus Sasirangan Promo Gratis Usaha Kuliner di Banjarbaru
Baca juga: Efek Pandemi Covid-19, Penjualan Paket Data Internet dan Pulsa Meningkat
Hal ini pun dibeberkan oleh Direktur Utama PDAM Bandarmasih, Ir Yudha Achmadi saat menggelar jumpa pers hari ini Rabu (8/9/2021).
Menurut Yudha, penurunan laba ini terjadi karena memang pendapatan turun sangat signifikan dan dikarenakan berbagai faktor, seperti kebijakan penurunan beban tetap, inflasi yang terkait dengan biaya operasional, mulai dari bahan kimia, peralatan dan sebagainya.
"Pandemi Covid-19 juga menyebabkan penurunan pendapatan dari sektor pelanggan industri, seperti hotel dan sebagainya," ujar Yudha dalam jumpa pers yang digelar di Aula PDAM Bandarmasih.
Yudha pun tak menampik merosotnya laba ini, juga akhirnya berdampak pada sumbangsih untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banjarmasin.
"Sebelumnya kita bisa menyumbang ke PAD sekitar Rp 8 Miliar, namun karena kondisi penurunan laba maka kita bisa menyumbang Rp 5 Miliar saja. Tapi kita masih bisa berkontribusi untuk daerah, mudah-mudahan bisa lebih baik," katanya.
Selain mengenai laba, evaluasi terhadap kinerja PDAM Bandarmasih juga dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Dan berdasarkan audit penilaian kinerja berdasarkan pedoman Kepmendagri No 47 Tahun 1999, mengalami sedikit penurunan yakni menjadi 66,53 sementara pada 2019 sebesar 71,13.
Sedangkan audit berdasarkan Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyedia Air minum (BPPSPAM), mengalami sedikit kenaikan yakni menjadi 3,62 sedangkan 2019 lalu hanya 3,55.
Baca juga: Biker Misterius di Banjarbaru Sering Bagi Uang di Jalan Saat Pandemi Covid 19
PDAM Bandarmasih pun masih patut berbangga karena berdasarkan hasil audit masih mendapatkan kategori Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk ke 15 kalinya.
Disinggung mengenai upaya yang dilakukan menghadapi kondisi terus merosotnya laba ini, Yudha pun mengaku akan terus melakukan efisiensi.
"Terpaksa kita harus mengencangkan ikat pinggang dengan melakukan rasionalisasi dan efisiensi," pungkasnya.

(banjarmasinpost.co.id/frans rumbon)