Berita Batola

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Revitalisasi Bahasa Berangas Berbasis Komunitas di Batola

Pentas Aksi Revitalisasi Bahasa Berangas di Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Baritokuala digelar Sabtu (16/10/2021).

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Syaiful Akhyar
banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri
Penampilan peserta Pentas Aksi Revitalisasi Bahasa Berangas dengan memainkan drama, di Desa Berangas Timur Kecamatan Alalak Kabupaten Batola, Sabtu (16/10/2021) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Pentas Aksi Revitalisasi Bahasa Berangas di Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Baritokuala digelar Sabtu (16/10/2021).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek laksanakan kegiatan 

Kegiatan berlangsung di aula desa dengan menampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan daerah yang berkaitan langsung dengan penggunaan Bahasa Berangas.

Seperti berpantun, mendongeng, bernyanyi, hingga drama dengan melibatkan komunitas yang ada di desa tersebut. Muali dari kalangan anak-anak TK hingga remaja.

Baca juga: Peserta SKPP Penyandang Disabilitas Ini Berharap Penerapan Demokrasi Inklusif Lebih Diperhatikan

Baca juga: Terjerat OTT KPK di Musi Banyuasin, Bupati Dodi Reza Alex Noerdin Diangkut ke Jakarta

Baca juga: Pembangunan Jembatan HKSN Terganjal Pembebasan Lahan, Begini Respons Wali Kota Banjarmasin

Disampaikan Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Luthfi Baihaqi, program ini telah berjalan cukup lama, mulai dari riset awal, pelaksanaan sejumlah program, hingga hadirnya aksi pentas hari ini.

Adapun langkah yang diterapkan yakni berbasis komunitas, sehingga hal ini bisa menyasar berbagai golongan dalam turut mempelajari dan melestarikannya.

"Sejauh ini penelitian kami, rata-rata Bahasa Berangas hanya dituturkan oleh mereka yang berusia 50 tahun ke atas, tentunya ini merupakan ancaman bagi kepunahannya," terang Luthfi.

Untuk itu, melalui program revitalisasi ini ia berharap generasi muda bisa menjadi penerus dalam menjaga kelestariannya sehingga tidak punah.

Ia pun menyampaikan, bahasa daerah merupakan satu di antara beberapa simbol identitas diri. Maka dari itu, perlu adanya upaya mempertahankannya.

Terkait revitalisasi ini, Luthfi pun menyampaikan, ini adalah program Kemendikristek pusat, yang mana diterapkan di berbagi daerah. Termasuk di beberapa Kabupaten Kota di Kalimantan Selatan.

Untuk itu, ia pun berharap ini menjadi langkah awal, sehingga bisa dilanjutkan oleh pemerintah daerah masing-masing dalam pembinaannya. Bisa melalui dinas terkait seperti Dinas kebudayaan maupun Dinas Pendidikan.

Hal ini akan sejalan dengan rencana Dinas Pendidikan yang menjadikan bahasa daerah untuk mengisi kurikulum pendidikan dalam kemasan muatan lokal di daerah masing-masing.

"Sebagai contoh, di Batola misalnya, ada tiga bahasa daerah, Bahasa Bakumpai, Berangas dan Banjar, maka tiga bahasa ini akan menjadi mata pelajaran muatan lokal sesuai kawasannya," ungkapnya.

Dengan adanya revitalisasi Bahasa Berangas berbasis Komunitas ini, Sumarji, Kepala Dinas Pendidikan Batola, turut mengapresiasi dan mendukung keberadaannya.

"Tentunya kami bangga dan patut diapresiasi adanya revitalisasi bahasa daerah di Desa Berangas Timur ini, semoga menjadi program berjalan efektif dan mampu menjaga kelestarian bahasa itu sendiri," beber Sumarji.

Ia juga senang, revitalisasi bahasa ini juga melibatkan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, yang mana sebagian masyarakatnya saling bertetangga dan hanya dibatasi Sungai Alalak. Sedikit banyaknya, masyarakt di kawasan tersebut menggunakan bahasa ibu yang sama. Yakni Bahasa Berangas.

(banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved