Nama Kampung yang Unik di HST
Tempat Tinggal Sekaligus Kawasan Usaha Warga Keturunan China di Barabai Kalsel
Kampung warga keturunan China di Kabupaten HST banyak di kawasan Pasar II Kota Barabai, dekat Plasa Murakata, satu deretan dengan Jalan Pasar, Kalsel.
Penulis: Hanani | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Selain keturunan bangsa Arab yang bermukim di Barabai, di ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) juga terdapat kawasan tempat tinggal warga keturunan China.
Nama Kampung yang Unik di HST. Lokasinya di Pasar II Barabai, dekat Plasa Murakata Barabai, satu deretan dengan Jalan Pasar I dan Pasar III, Kota Barabai, Kabupaten HST, Provinsi Kalimantan Selatan.
Sepanjang jalan Pasar II tersebut merupakan tempat tinggal mereka secara turun-temurun, sekaligus sebagai tempat usaha.
Mereka menjadikan rumah sebagai toko (ruko), yang menjual barang elektronik, kosmetik, hingga usaha salon dan membuat gigi palsu serta barang lainnya.
Baca juga: Kampung Kadi Barabai, Tempat Tinggal Para Penghulu dan Pegawai KUA
Baca juga: Penduduknya Padat hingga Rumah Berdempetan Jadi, Asal Usul Lahirnya Nama Kampung Sasak di Barabai
Baca juga: Telaga Air Mata, Kawasan Unik di Barabai Tempat Pelepasan dan Perpisahan Jemaah Haji
Tokoh warga keturunan Tionghoa yang terkenal di kawasan Pasar 2 tersebut adalah Bagong dan Chang Yao.
Bagong terkenal sebagai tukang gigi atau usaha membuat gigi palsu. Sedangkan almarhum Chang Yao yang meninggal pada 2021, memiliki toko elektronik yang lengkap.
M Mas Adi Yannor, warga Barabai yang sering menulis sejarah Kota Barabai di blog-nya sinalinali, mengungkapkan, pernah mendengarkan cerita warga yang berkunjung ke Pasar 2, jika malam hari mereka berkomunikasi menggunakan Bahasa Mandarin.
Adapun mereka yang tingal di sana dari berbagai warga, Ong, Sek, LIm, Wang, Ang, Phang, Yu, Lie, Tan, Lau dan lainnya.
Baca juga: Kampung Arab di Kota Barabai HST, Dihuni Keturunan Arab Biasa hingga Alawiyin
Baca juga: Kampung Jawa di Barabai, Dihuni Komunitas Suku Jawa, Ada Kubur Khusus
Anak keturunan mereka banyak yang bersekolah di luar Kabupaten HST. Untuk tempat pemakaman, yaitu di Desa Pagat Kecamatan Batu Benawa yang biasa disebut Kubur China atau Kubur Nasrani.
Sebagian dari mereka yang membaur dengan warga lokal biasanya adalah mereka yang menikah dengan penduduk asli.
Mereka yang menikah dengan penduduk asli itu kemudian tinggal di kawasan belakang Kantor PUPR atau disebut Kompleks PU.
(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)