Ekonomi dan Bisnis
Kabupaten Kotabaru Masih Menjadi Daerah yang Terbanyak Ekspor CPO dan Turunannya
Data Kanwil DJBC Kalbagsel, bea keluar didominasi oleh ekspor kelapa sawit dan turunannya. Daerah terbanyak mengekspor sawit adalah Kabupaten Kotabaru
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai di wilayah Kalimantan Selatan telah mencapai Rp 681,28 miliar hingga akhir September 2021.
Hal ini didorong tingginya nilai patokan ekspor kelapa sawit dan turunannya. Komoditi impor terbesar yang menghasilkan bea masuk adalah ekskavator, kapal, bagian/aksesoris kendaraan bermotor, bagian dari mesin.
Sedangkan untuk komoditi ekspor yang menghasilkan bea keluar didominasi oleh ekspor kelapa sawit dan turunannya.
Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Kanwil DJBC Kalbagsel, Bekti Trilestariningtias, menjelaskan, ekspor yang positif masih sektor CPO dan turunannya.
Baca juga: Ekspor Udang dari Kabupaten Kotabaru Kalsel Menyasar Pasar Kawasan Asia
Baca juga: Jadi Percontohan, Catering Bumdes Berkah Mulia di Tanahlaut Sumbang PAD Desa Rp250 Juta per Tahun
"Jika ditelaah, paling besar dari CPO dan turunannya itu dari Kabupaten Kotabaru," ujarnya, Senin (1/11/2021).
Nilai ekspor kelapa sawit pada Juli sekitar USD 119. 762.213 dengan jumlah volume 129.524.362 kg. Sedangkan untuk produk Karet dan turunannya senilai USD.1.910.128 dengan volume 1.115.982 kg.
Diketahui, salah satu daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Kalsel adalah Kabupaten Kotabaru. Luas perkebunan 156,554 hektare dari total se-Kalsel 426.445 hektare, dengan produksi mencapai 585,713 ton CPO.
Data di Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor terbesar Kalsel pada September 2021 berdasarkan kode Harmonized Sistem (HS) 2 dijit, disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral dengan nilai US$613,00 juta.
Baca juga: Dorong Kemajuan Ekonomi Kalsel, Angkasa Pura I Dukung Ekspor Produk Perikanan
Baca juga: VIDEO Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA Minta Pelaku Pungli Ekspor Supaya Dihajar
Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 3,31 persen dibanding ekspor bulan Agustus 2021. Urutan kedua kelompok lemak dan minyak hewan/nabati US$59,02 juta atau turun 67,53 persen.
Urutan ketiga, kelompok kayu dan barang dari kayu dengan nilai ekspor US$25,69 juta yang turun sebesar 4,13 persen.
(Banjarmasinpost /Nurholis Huda)
