KTT G20

KTT G20 di Italia Berakhir, Inilah 5 Hal yang Sempat Jadi Bahasan

Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20 di Roma, Italia resmi berakhirSelain masalah iklim, berikut sejumlah hal yang juga terjadi saat konferensi

Instagram @jokowi
Presiden Joko Widodo bersama para pemimpin negara-negara G20 di Roma, Italia. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, ROMA - Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20di Roma, Italia resmi berakhir, Minggu (31/11/2021).

Ada sejumlah hal yang menjadi bahasan dalam pertemuan G20 yang melibatkan pemimpin dari 19 negara dan Uni Eropa itu.

Dalam pertemuan itu, kelompok G20 yang menyumbang 80 persen dari emisi dunia telah mencapai sejumlah kesepakatan untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk janji untuk mengurangi emisi dan kandungan berbahaya bagi lingkungan.

Selain masalah iklim, berikut sejumlah hal yang juga terjadi saat konferensi berlangsung dilansir Kompas.com.

Baca juga: Dukungan Berbagai Negara untuk Presidensi G20 Indonesia Tahun Depan

Baca juga: Airlangga: Indonesia Harus Mengambil Momentum untuk Mengatur Agenda Besar G20

1. Indonesia undang pemimpin dunia ke Bali

Italia telah menyerahkan kepemimpinan G20 kepada Indonesia dalam KTT G20 yang digelar di Roma, Minggu kemarin (31/10/2021).

Indonesia memegang kepemimpinan G20 untuk pertama kalinya dengan rencana pertemuan pemimpin G20 akan digelar di Bali pada akhir Oktober 2022.

Presiden Joko Widodo menyatakan komitmen Indonesia sebagai pemimpin G20 adalah untuk membantu upaya bersama dalam pemulihan ekonomi, yakni "Recover Together, Recover Stronger", dengan pembangunan yang berfokus pada manusia, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti," ujar Presiden Jokowi seperti dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Presiden Joko Widodo bersama para pemimpin negara-negara G20 di Roma, Italia.
Presiden Joko Widodo bersama para pemimpin negara-negara G20 di Roma, Italia. (Instagram @jokowi)

2. Kerja sama ekonomi hijau antara Indonesia dan Australia

Anda mungkin sudah melihat foto Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison di jejaring sosial saat keduanya bertemu di G20.

Ada sejumlah hal yang mereka bahas. Salah satunya, Presiden Jokowi ingin agar kedua negara bekerja sama dalam pembangunan ekonomi hijau dan transisi energi.

Presiden Jokowi mendorong agar ada sejumlah kerja sama nyata, di antaranya di sektor digital, transisi energi dan inklusi keuangan bagi usaha kecil menengah dan perempuan.
Saat keduanya berjumpa, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Australia bagi Indonesia selama pandemi Covid-19, khususnya bantuan vaksin.

"(Sebanyak) 1,2 juta dosis vaksin telah tiba minggu lalu dan kami sambut baik rencana kedatangan 10,5 juta dosis vaksin," ujar Presiden Jokowi, yang juga mengatakan kondisi Covid-19 di Indonesia sudah membaik dengan positivity rate di bawah satu persen dan lebih dari 185 juta vaksinasi.

Presiden Jokowi juga mengusulkan pembentukan vaccinated travel lane (VTL) dengan Australia demi mempercepat pemulihan ekonomi, termasuk untuk pengakuan sertifikat vaksin.

Baca juga: Vaksin Covid-19 untuk Anak 6-11 Tahun Kemungkinan Baru Bisa Direalisasi 2022, Begini Kata Kemenkes

Baca juga: BLT UMKM Cair di November 2021, Cek Penerima Tak Perlu Antre Cukup via Handphone

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved