Srikandi Tangguh Pelatih Karate

Srikandi Pelatih Karate di Kalsel, Punya Tiga Cucu, Nenek ini Bisa Tegas di Latihan dan Pertandingan

Usianya sudah kepala lima, tapi urusan karate, ia sudah keliling Nusantara mengikuti pertandingan baik sebagai atlet maupun sebagai pelatih atau wasit

Penulis: Salmah | Editor: Eka Dinayanti
istimewa
Sensei Effy Dahriani Noor, pelatih wanita dari perguruan Lemkari 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Satu lagi pelatih karate wanita yang mewarnai dunia perkaratean di banua.

Usianya sudah kepala lima, tapi urusan karate jangan ditanya, ia sudah keliling daerah di Nusantara mengikuti pertandingan baik dulu sebagai atlet maupun kini sebagai pelatih dan wasit.

Effy Dahriani Noor mulai melatih akhir 80-an di Ranting Lemkari Smada Banjarmasin.

Murid-muridnya kini banyak yang sudah bekerja dan berkeluarga.

Baca juga: Srikandi Tangguh Pelatih Karate di Kalsel, Gadis Manis Pendiam ini juga Melatih Petugas Sekuriti

Baca juga: Srikandi Pelatih Karate di Kalsel, Karateka Wanita ini Konsisten Cetak Atlet Berprestasi

Sebelumnya, era 80-an ia menimba ilmu karate di Ranting KPN di bawah binaan bawah binaaan pelatih Sensei Aini (pembawa perguruan karate Lemkari ke Kalsel) dan Sensei dr H Zairullah Azhar (kini Bupati Tanah Bumbu).

"Dengan tangan dingin keduanya saya kemudian sering mengikuti kejuaraan di daerah dan nasional. Lantas saya diminta belajar melatih, kebetulan SMAN 2 (Smada) Banjarmasin saat itu ada kegiatan olahraga yaitu beladiri, maka dimulai dari sanalah melatih, waktu itu saya masih sabuk cokelat," kenangnya.

Tahun 1987 ia mengikuti ujian sabuk hitam Dan 1 (level pertama) di Sukabumi, Jawa Barat.

Dengan menyandang sabuk hitam ada tanggung jawab untuk membina generasi berikutnya.

"Alhamdulillah anak didik banyak yang berhasil menjadi atlet bahkan menjadi pelatih juga," ujarnya.

Menjadi pelatih itu ada kesan tersendiri, banyak warna dihadapi dan dilihat dari berbagai macam karakter anak yang harus dibina.

"Sebagai pelatih, menghadapi anak didik tidak harus dengan berbagai hukuman atau latihan yang keras, tapi melatih anak harus sesuai dengan karakter mereka," jelasnya.

Baca juga: Srikandi Pelatih Karateka di Kalsel, Kombinasi Keras dan Lembut Kunci Sukses Wanita ini Melatih

Baca juga: Srikandi Tangguh Pelatih Karate di Kalsel, Sering Iba Jika ada Murid tak Punya Uang Bayar Ujian

Ada anak yang suka berkelahi dengan emosi yang meledak-ledak. Ada anak yang pendiam tapi punya ambisi juara.

Di situlah seorang pelatih punya tantangan tersendiri bagaimana menyalurkan bakat anak untuk menjadi karateka dan atlet andalan daerah.

Sebagai seorang nenek dengan tiga cucu ia tetap berkeinginan kuat agar generasi milenial mempunyai tujuan hidup yang baik dan membanggakan orangtua dan masyarakat.

"Dengan melatih beladiri setidaknya anak-anak milenial tahu apa arti sanggup memelihara kepribadian, sanggup patuh pada kejujuran, sanggup mempertinggi prestasi, sanggup menjaga sopan santun dan sanggup menguasai diri. Dengan berpegang teguh pada ikrar karate, maka anak-anak akan terhindar dari pengaruh buruk pergaulan bebas," pungkasnya.

(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved