Srikandi Tangguh Pelatih Karate
Srikandi Tangguh Pelatih Karate di Kalsel, Sering Iba Jika ada Murid tak Punya Uang Bayar Ujian
Walaupun di usia setengah abad, keinginannya untuk terus melatih tidak terbatas, ia bertekad akan terus memberikan ilmu kepada para murid.
Penulis: Salmah | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Salah seorang pelatih karate wanita di Banjarmasin yang sudah berumur adalah wanita satu ini.
Usianya mendekati 50 tahun namun semangatnya berkarate tak pernah surut.
Natalia melatih karate di Ranting Inkai Koramil Banjarmasin Selatan.
Ia juga aktif dalam berbagai kepanitiaan event karate di Banjarmasin.
Baca juga: Srikandi Tangguh Pelatih Karate di Kalsel, Gadis Manis Pendiam ini juga Melatih Petugas Sekuriti
Baca juga: Srikandi Pelatih Karate di Kalsel, Karateka Wanita ini Konsisten Cetak Atlet Berprestasi
Natalia sudah 12 tahun melatih karate yang ia awali sejak masih sabuk cokelat di tahun 2010 membantu melatih.
Kemudian membuka ranting sendiri setelah menyandang sabuk hitam dari perguruan karate Inkai tahun 2012
Walaupun di usia setengah abad, keinginannya untuk terus melatih tidak terbatas.
Ia bertekad akan terus memberikan ilmu kepada para murid.
Semangatnya dan cintanya dalam dunia beladiri ini juga tertular pada anak-anaknya yang aktif latihan.
Dan anaknya yang sama-sama ibunya menempuh ujian sabuk hitam kini juga membantu melatih.
Baca juga: Srikandi Pelatih Karateka di Kalsel, Kombinasi Keras dan Lembut Kunci Sukses Wanita ini Melatih
"Harapan saya, anak-anak saya dan anak-anak lainnya bisa mendapatkan kegiatan positif melalui olahraga beladiri ini," ungkap wanita yang cakap dalam bekerja ini.
Ia ingin anak-anak binaannya bisa lebih bagus lagi dan menjadi generasi bangsa yang membanggakan di bidangnya masing-masing.
"Tentunya suatu kebanggaan saat melihat anak dan murid bertanding dan berprestasi hingga juga bisa menyandang sabuk hitam," paparnya.
Selama menjadi pelatih yang kadang membuatnya miris adalah sering iba, kasihan melihat ada murid yang mau ikut ujian sabuk tapi tak punya uang.
"Tidak semua murid dari keluarga yang mampu, ada juga yang keluarganya tak berpunya tapi si anak punya kemauan dan semangat latihan, ini yang membuat saya kasihan.," tandasnya.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)