Berita HST

Gunakan Jamban Apung, Warga Alat Angkut Batu Kali Bangun Jembatan Darurat

Untuk ke 10 kalinya jembatan darurat di Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah kembali rusak diterjang arus sungai

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/hanani
Warga Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai tengah  bersama anggota TNI, BPBD dan relawan menarik lanting jamban apung untuk mengangkut batu kali yang digunakan sebagai pondasi membangun kembali jembata darurat setelah diterjang arus sungai, Minggu (21/11/2021) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Untuk ke 10 kalinya jembatan darurat di Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah kembali rusak diterjang arus sungai.

Warga pun kembali membangun secara swadaya, dengan bergotong royong, Minggu (21/11/2021).

Gotong royong melibatkan seluruh warga Alat, dibantu anggota TNI dari Koramil Batubenawa, personel BPBD dan para relawan.

Gotong royong sendiri dimulai dengan mengumpulkan batu kali untuk diikat dengan kawat, sebagai  pondasi jembatan.

Baca juga: Terdampak Banjir Kalteng, Antrean Panjang di Jembatan Tumbang Nusa, Akses Palangkaraya Terhambat

Baca juga: Bangun Jembatan Darurat Desa Haruyan Dayak, Babinsa Batubenawa Bersama Warga Gotong-royong

Pekerjaan tersebut dilakukan sejak Sabtu kemarin, dilanjutkan hari ini. Pantauan banjarmasinpost.co.id, meski di tengah cuaca sangat terik warga bersama anggota TNI, BPBD dan relawan tetap semangat mewujudkan kembali jembatan darurat yang menghubungkan ke Desa Alat Seberang, Timan, Murung B dan Patikaian tersebut.

Bahkan untuk mempercepat pengangkutan batu kali, warga menggunakan jamban lanting (lanting yang diatasnya ada jamban tempat BAB).

“Daripada diangkut secara manual satu persatu, batunya besar-besar dan berat. Jadi pakai lanting jamban,”ungkap warga Alat.

Dijelaskan, ini ke-10 kalinya warga membangun jembatan darurat secara swadaya.

“Tujuh kali bahannya bambu, dua kali batang kelapa dan sekarang batang kelapa lagi,”kata M Arsyad, warga Desa Alat.

Diakui, warga sebenarnya warga lelah juga dengan berkali-kali membangun jembatan. Namun, karena kebutuhan bersama, dengan semangat tersisa jembatan darurat harus dibangun lagi.

Menurut Arsyad, sebenarnya ada jembatan gantung perintis yag dibangun Vertical Resceu dan gabungan para relawan, yang jaraknya sekitar 50 meter dari jembatan darurat yang dibangun warga.

Namun, menurut warga lebih strategis letaknya di jembatan darurat yang mereka bangun.

“Hingga kini belum ada pembengunan jembatan dari pemerintah daerah maupun provinsi. Harapan kami, Pemkab HST maupun Pemprov Kalsel segera membangunkan jembatan permanen yang lebih kokoh dan tahan arus sungai,”kata Penjabat  Kades Alat Aswan.

Selain sebagai penghubung antardesa di Kecamatan Hantakan, jembatan di Desa Alat itu juga biasa digunakan warga untuk mengangkut hasil panen padi maupun hasil karet.

Baca juga: Banjir Kalsel, Terjangan Air Sungai Alat, Keenam Kalinya Jembatan Darurat Hancur

“Jembatan gantung yang dibangun relawan lebih sering digunakan untuk anak-anak ke sekolah, karena kapasitasnya juga terbatas,”ungkap Aswan.

Panjang jembatan darurat yang dibangun masih sekitar 80 meter dengan lebar lebar 1,5 meter. Adapun ketinggian pondasi, sebelumnya ditambah dua meter dan akan ditambah lagi sekitar satu meter, dengan harapan bisa menahan kekuaatan arus sungai, yang dipastikan berarus deras ketika terjadi hujan deras di wilayah hulu Meratus. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved