Berita Regional
18 Tahun Mengabdi di Perbatasan Indonesia-Malaysia, Begini Kisah Beth Lun Yang Tak Lulus PPPK
18 tahun menjadi guru honorer di perbatasan RI-Malaysia tak menjamin Beth Lun (53) lulus seleksi PPPK Fungsional Guru tahun 2021 di Nunukan
"Gaji kami kan dari dana BOS yang mana tergantung jumlah siswa. Siswa di sini kurang. Baru tiga bulan lalu saya terima gaji yang kedua," ujarnya.
Dengan gaji sebesar itu, kata Beth Lun tidak bisa mencukupi kebetulan hidup di perbatasan yang notabene semua serba mahal.
Jalan Kaki ke Sekolah
Selain itu, Beth Lun menuturkan dirinya setiap hari berjalan kaki ke sekolah.
"Saya pulang pergi ke sekolah jalan kaki hampir setengah jam. Sekolah masuk pukul 07.30 Wita, pulang pukul 11.00 Wita," tuturnya.
Untuk menambah pendapatan keluarga, sepulang mengajar Beth Lun membantu suami di sawah.
Tak hanya itu, Beth Lun juga menjual sayur keliling kampung demi anaknya yang masih sekolah.
"Suami saya petani sawah dan petani kebun juga. Beberapa hari lalu sudah nanam padi. Kalau sudah tidak nanam, ya bekebun sayur. Sebagian untuk makan, sebagian di jual. Anak saya yang bungsu SD, satunya lagi kuliah. Anak pertama dan kedua sudah selesai kuliah dan bekerja," ungkapnya.
Jual Kayu Bakar
Dari hasil jual sayur keliling, kadang Beth Lun membawa pulang Rp100 ribu bahkan kadang dibawah itu.
Namun dirinya dan sang suami tidak patah semangat. Beth Lun mengatakan sang suami terkadang masuk hutan mencari kayu bakar lalu dijual dengan harga Rp500 ribu per kubik.
Baca juga: Jadwal Speedboat Reguler di Pelabuhan Liem Hie Djung, Rute Nunukan ke Tarakan Rabu 24 November 2021
Baca juga: VIRAL Video Curhatan Guru Honor Terima Gaji Rp 100 Ribu Sebulan, Hanya Cukup Beli Kuota 10 GB
"Di sini harga sembako mahal, minyak goreng dan gula saja harganya sampai Rp35 ribu. Kalau berharap satu pekerjaannya saja tidak bisa," pungkasnya.
"Terpaksa jual kayu bakar, karena sejak pandemi Malaysia lockdown, jadi suplai tabung gas Elpiji tidak ada. Karena banyak sudah yang jual kayu bakar, jadi jarang sudah orang pesan sama kami," imbuhnya.
Penulis: Febrianus Felis
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Sempat Kecewa tak Lulus PPPK, Guru ini Putuskan Tetap Ngajar Meski Harus Jalan Kaki ke Sekolah