Berita Regional
18 Tahun Mengabdi di Perbatasan Indonesia-Malaysia, Begini Kisah Beth Lun Yang Tak Lulus PPPK
18 tahun menjadi guru honorer di perbatasan RI-Malaysia tak menjamin Beth Lun (53) lulus seleksi PPPK Fungsional Guru tahun 2021 di Nunukan
BANJARMASINPOST.CO.ID, NUNUKAN - 18 tahun menjadi guru honorer di perbatasan RI-Malaysia tak menjamin Beth Lun (53) lulus seleksi PPPK Fungsional Guru tahun 2021 di Nunukan.
Beth Lun adalah guru kelas di SDN 013 Krayan Barat, Kabupaten Nunukan. Ia menjadi peserta tertua pada seleksi PPPK Fungsional Guru tahun 2021 di Nunukan.
Ia dinyatakan tidak lulus passing grade dengan nilai 278.
Sempat kecewa karena tak lulus PPPK. Ia akhirnya ikhlas dan memutuskan tetap mengajar meski setiap hari harus jalan kaki selama setengah jam lamanya ke sekolah.
Baca juga: Lulus Seleksi PPPK 2021, Begini Cerita Imie 18 Tahun Jadi Guru Honorer di Banjarmasin
Baca juga: 25 Tahun Berjuang Jadi Honorer, Guru Honor di Tanahlaut Ini Ungkap Bahagia Saat Dilantik Jadi PPPK
18 tahun menjadi guru honorer di perbatasan RI-Malaysia merupakan bentuk pengabdian yang seharusnya mendapat apresiasi dari pemerintah.
Beth Lun menyampaikan tahun ini merupakan kali ketiga dirinya mengikuti ujian seleksi masuk ASN (Aparatur Sipil Negara).
Dengan harapan tahun ini bisa lolos PPPK namun keberuntungan belum memihak padanya.
Tak mudah menjadi guru di daerah perbatasan, lantaran sebuah serba terbatas baik jaringan internet, infrastruktur, termasuk sumber daya manusia.
Namun itu semua tidak membuat semangat mengajar Beth Lun luntur. Bahkan, Beth Lun nyaris tak bisa mengikuti seleksi PPPK tahun ini hanya karena terkendala jaringan internet saat mendaftar.
Tak hanya itu, faktor terbatasnya fasilitas komputer di sekolahnya membuat Beth Lun tidak terbiasa menggunakan komputer. Hingga pada saat tes PPPK, ia terpaksa meminta bantuan kepada panitia seleksi.
Beth Lun sempat merasa kecewa saat mengetahui dirinya tak lulus PPPK. Hingga dia mengobati rasa kecewanya itu dengan tidak mengajar selama dua hari.
"Memang sempat kecewa waktu pulang dari tes. Saya sempat tidak turun mengajar dua hari. Tapi karena memikirkan anak-anak sekolah, jadi setelah itu saya turun. Kasian juga anak-anak, karena guru di sini terbatas," kata Beth Lun kepada TribunKaltara.com, Rabu (24/11/2021), sore.
Lebih lanjut Beth Lun sampaikan guru yang berstatus PNS di tempatnya hanya 3 orang termasuk kepala sekolah. Sementara yang honorer ada 5 orang.
"Siswa di sini hanya 20-an lebih. Sudah seminggu ini belajar tatap mulai mulai normal kembali. Saya ngajar hanya empat siswa saja. Tadi siswa yang hadir hanya dua orang. Kalau di sini hujan, banyak guru yang tidak masuk ngajar, karena banjir," ucapnya.
Ibu empat anak itu mengaku, selama satu tahun ini, ia baru mendapat gaji dua kali, sebesar Rp200 ribu.