Kemenko Perekonomian

Perluasan Keanggotaan Hingga Kesejahteraan Petani Sawit Bahasan Penting dalam 9th MM CPOPC

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto jadi Ketua Delegasi Indonesia dan Chairperson di 9th Ministerial Meeting Council of Palm Oil Producing Countries

Editor: Alpri Widianjono
KEMENKO PEREKONOMIAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sampaikan kebijakan dan rencana Pemerintah Indonesia dalam 9th Ministerial Meeting Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). 

Pertama, kedua negara anggota sudah menyetujui Protokol untuk Mengubah Piagam (Protocol to Amend) CPOPC,.

Dan, harus mementingkan hal ini untuk melakukan prosedur ratifikasi dalam proses internal masing-masing negara.

Anggota yang akan datang, juga harus meratifikasi protokol tersebut sebelum diizinkan bergabung.

“Anggota yang masuk akan memperkuat organisasi CPOC dan meningkatkan upaya kami untuk mempromosikan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan secara global. Ke depannya, Sekretariat akan diperkuat, dari yang tadinya dipimpin oleh Direktur Eksekutif akan ditingkatkan menjadi Sekretaris Jenderal,” ucap Menko Airlangga.

Kedua, harus membuat roadmap yang jelas untuk menarik negara-negara prioritas menjadi anggota CPOPC sesuai kriteria yang tercantum dalam Protocol to Amend.

Sekretariat CPOPC harus menyiapkan laporan kemajuan dalam isu keanggotaan ini. “Perluasan keanggotaan harus menjadi salah satu key performance indicators di 2022,” imbuh Menko Airlangga.

Ketiga, setelah mengadopsi The Global Framework of Principles on Sustainable Palm Oil, Sekretariat harus menyediakan langkah-langkah yang diperlukan.

Hal itu untuk mengimplementasikan kerangka kerja ini dengan partner internasional yang relevan, khususnya dalam sistem PBB maupun dengan produsen minyak nabati besar.

Sehingga, membantu menyadarkan visi bersama untuk membuat satu standar keberlanjutan bagi minyak yang dapat dikonsumsi.

Keempat, Sekretariat CPOC juga harus dapat menerjemahkan isu prioritas yang berisi Strategy and Policy Direction menjadi berbagi program dan inisiatif.

“Strategi ini tidak terbatas pada manajemen penawaran, permintaan dan perkiraan harga, tetapi juga semua masalah kritis yang dihadapi oleh anggota dan non-anggota dengan cara yang lebih koheren dan terkoordinasi,” jelas Menko Airlangga.

Kelima, kampanye advokasi juga harus dimonitor, ditelaah dan diberi masukan.

Supaya, semuanya bersinergi dan menghasilkan sesuatu yang mempunyai impact terukur untuk mempromosikan minyak sawit berkelanjutan, sekaligus mengurangi sentimen negatif.

Keenam, sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia yang dimulai bulan ini, Sekretariat CPOPC juga merencanakan menyebarkan perspektif dan kepentingan dari negara produsen minyak sawit ini dalam beberapa forum G20.

“Sesuai kesepakatan dengan Menteri Zuraida, pertemuan selanjutnya CPOPC akan dilaksanakan pada Juni 2022 di Indonesia,” imbuh Airlangga.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved