Gunung Merapi Semburkan Awan Panas
Waspada Gunung Merapi Semburkan Awan Panas, Ini Penjelasan Kepala BPPTKG Yogyakarta
Selain Gunung Semeru, kini Gunung Merapi juga mengeluarkan awan panas guguran pada hari Minggu (12/12/2021).
BANJARMASINPOST.CO.ID - Selain Gunung Semeru, kini Gunung Merapi juga mengeluarkan awan panas guguran pada hari Minggu (12/12/2021).
Guguran awan panas dari Gunung Merapi tetap harus diwaspadai.
Apalagi jarak luncurnya mencapai 2.000 meter atau 2 Km ke arah barat daya.
Dalam video yang diunggah akun @merapi_uncover tampak kepulan awan panas besar memenuhi sekitar Gunung Merapi.
Hingga saat ini, video itu telah dilihat sebanyak 9.000 kali, dibagikan sebanyak 192 kali, dan disukai oleh 511 warganet.
Baca juga: Gunung Merapi Berstatus Siaga, Frekuensi Muntahan Lava Pijar Kian Sering
Baca juga: Total Sudah 45 Meninggal Dunia dan 9 Orang Hilang Akibat Erupsi Gunung Semeru
Dikutip dari Kompas.com, Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan, awan panas guguran ini terjadi pada pukul 10.18 WIB.
"Awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 12 Desember 2021 pukul 10.18 WIB," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan tertulis, Minggu (12/12/2021).
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 27 mm dengan durasi 158 detik.
"Jarak luncur 2.000 m ke arah barat daya. Arah angin ke timur," ucapnya.
Sementara itu dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 12 Desember 2021 pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, teramati terjadi guguran lava pijar sebanyak tiga kali.
Jarak luncur guguran lava pijar maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.
Hanik membeberkan, Gunung Merapi saat ini masih berada di level III atau siaga.
Status ini bertahan sejak 5 November 2020.
Terkait kondisi Gunung merapi, BPPTKG meminta agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.
"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," jelas dia.
Sementara itu, erupsi Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur telah menyebabkan kerusakan pada sekitar 2.417,2 hektare lahan.
Hal itu tampak dari foto citra satelit yang diambil oleh Tim Tanggap Darurat Bencana, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mereka melakukan pengolahan dan analisis terhadap luasan area yang terdampak letusan gunung Semeru.
Adapun analisis terhadap area terdampak letusan gunung tertinggi di Pulau Jawa ini menggunakan data dari citra satelit SPOT 7.
Data yang digunakan untuk analisa tersebut adalah Data SPOT 7 tahun 2018 (sebelum letusan), data SPOT 7 tanggal 7 Desember 2021 (setelah bencana) dan data mosaik landsat 8 tahun 2021.
Menurut Plt. Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh, M. Rokhis Khomarudin, dari data tersebut diketahui total lahan terdampak erupsi Gunung Semeru yakni 2.417,2 Ha.
“Lahan terdampak letusan yaitu 2.417,2 Ha yang terdiri dari Hutan sebesar 909,8 Ha, lahan terbuka 764,5 Ha, hutan sekunder 243,1 Ha, lahan pertanian 161,5 Ha, Ladang/tegalan 161,2 Ha, perkebunan 77,9 Ha, pemukiman 67,8 Ha, semak/belukar 20,8 ha dan tubuh air 10,4 Ha,” jelasnya, dalam keterangan pers di lalam brin.go.id.
Hasil luasan penggunaan lahan ini masih berbasiskan data Landsat 8 mosaik yang masih memerlukan verifikasi dan validasi lebih lanjut.
Baca juga: Terungkap 4 Amalan Pak Roh, Pemilik Rumah Utuh Meski Diterjang Erupsi Semeru
Tim Tanggap Darurat bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan menganalisis lebih detail dengan data citra satelit yang lebih tinggi.
Hasil analisis ini nantinya digunakan untuk menentukan keperluan logistik dan penanganan pengungsi serta menentukan besar kerugian dan rehabilitasinya.
Saat ini, jelas Rokhis, satelit yang digunakan untuk mendapatkan data citra sebuah wilayah adalah milik negara lain.
“Satelit yang kita miliki saat ini masih bersifat eksperimental dan belum cukup untuk menganalisa kerusakan secara lebih detail,” ujarnya.
Citra satelit menunjukkan dampak letusan Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) telah menyebabkan ribuan hektar lahan menjadi rusak. (https://www.brin.go.id/)
“Ke depan kalau kita punya satelit sendiri akan lebih baik dalam melakukan pemantauan bumi. Saya berharap kita dapat segera mewujudkan pembangunan satelit nasional observasi bumi,” pungkasnya.
Penduduk desa menyelamatkan barang-barang mereka dari rumah mereka yang rusak di desa.
Update Korban Semeru
Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dunia korban erupsi yang berhasil ditemukan ada sebanyak 46 orang.
Tribun Jatim melaporkan, data sementara yang dihimpun dari Posko Induk, ada 20 orang korban yang mengalami luka berat, 82 orang korban mengalami luka ringan dan korban dalam pencarian 9 orang.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya I Wayan Suyatna mengatakan, proses pencarian dibantu anjing pelacak Unit Satwa K-9 milik Mabes POLRI dan Polda Jatim.
Proses pencarian korban juga dibantu sebanyak empat unit alat berat berupa ekskavator.
Terkait fokus pencarian masih sama dengan hari sebelumnya, yaitu di Dusun Curah Kobokan, kawasan tambang pasir Haji Satuhan, Dusun Kebondeli dan Kampung Renteng.
Baca juga: Setelah Rumah Utuh Kini Ikan Mas Jumbo Selamat dari Erupsi Semeru Jadi Viral, Begini Kisahnya
Laporan BNPB, sebaran titik pengungsian yang sebagian besar berada di Kabupaten Lumajang.
Ada dua titik yang berada masing-masing di Kabupaten Malang dan Blitar.
Kecamatan Candipuro sebanyak 10 titik pengungsian dengan jumlah warga 2.331 jiwa, Pasirian 4 titik (1.307 jiwa), Tempeh 12 titik (640 jiwa), Pronojiwo 10 titik (525 jiwa), Lumajang 11 titik (335 jiwa).
Sementara di Sumbersuko ada 9 titik (302), Pasrujamber 2 titik (212 jiwa), Sukodono 9 titik (204 jiwa), Kunir 8 titik (127 jiwa), Yosowilangun 8 titik (89 jiwa), Tekung 3 titik (67), Senduro 4 titik (66 jiwa), Padang 3 titik (62 jiwa), Jatiroto 3 titik (59 jiwa), Kedungjajag 7 titik (50 jiwa).
Kemudian ada pula di Klakah 5 titik (45 jiwa), Rowokangkung 4 titik (37 jiwa), Ranuyoso 1 titik (26 jiwa), Randuagung 7 titik (24 jiwa), Tempusari 2 titik (23 jiwa) dan Gucialit 3 titik (11 jiwa).
Posko akan terus melakukan pemutakhiran titik pengungsian mengingat ada pos pengungsian yang ditutup karena berada di kawasan rawan bahaya, seperti di Desa Sumberwuluh.
27 Jenazah Korban Erupsi Gunung Semeru Teridentifikasi
Sementara itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri dan Biddokkes Polda Jatim kembali berhasil mengidentifikasi empat jenazah korban erupsi Gunung Semeru, Jumat (10/12/2021).
Keempat jenazah yang berhasil diidentifikasi adalah:
1) Andra (7), laki-laki, warga Curah Kobokan
2) Djumat (50), laki-laki, warga Curah Kobokan
3) Abdul Rohman (22), laki-laki, warga Sumbersari Supit Urang, Pronojiwo
4) Dio Rangga Fani (20), laki-laki, warga Kebonagung Sumberwuluh, Candipuro
Dengan demikian total jenazah yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI sejak Selasa (7/12/2021), menjadi 27 jenazah.
Jumlah itu, diperoleh dari 38 kantong jenazah. Terdiri dari 35 jenazah, dan tiga body part.
Sedangkan jenazah yang belum teridentifikasi berjumlah 10 jenazah. Tujuh jenazah laki-laki, satu jenazah perempuan, dan dua body part.
Baca juga: Pasutri Tewas Terkubur Abu Vulkanik Semeru, Terjebak dalam Kabin Truk Pencari Pasir
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, Tim DVI Mabes Polri dan Biddokkes Polda Jatim masih terus melakukan proses identifikasi terhadap semua jenazah yang diserahkan ke Pos Antemortem dan Posmortem.
Anggota tim pencarian dan penyelamatan membawa seorang warga desa selama operasi di desa Sumberwuluh pada 6 Desember 2021 di Lumajang menyusul letusan gunung berapi dari Gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya empat belas orang. (ADEK BERRY / AFP)
"Tim DVI masih terus bekerja. Kami akan mempercepat proses identifikasi terhadap jenazah yang ditemukan oleh pihak satgas di lokasi," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (10/12/2021).
Mantan Kasat Satuan Sabhara Polrestabes Surabaya itu mengimbau kepada masyarakat yang merasa anggota keluarganya hilang akibat bencana alam erupsi Gunung Semeru, dapat segera menghubungi petugas terkait di sejumlah pos antemortem dan posmortem yang disediakan
Pos antemortem, berlokasi di RSUD dr Haryoto Lumajang, RS Bhayangkara Lumajang, Posko Candipuro, Posko Sumberwuluh, dan Posko Penanggal.
Sedangkan, Pos Postmortem, berlokasi di RSUD dr Haryoto Lumajang, RS Bhayangkara Lumajang, dan Puskesmas Penanggal.
Atau, masyarakat dapat menggunakan layanan hotline Tim DVI, pada nomor ponsel 085335330033.
"Masyarakat bisa segera menghubungi petugas terkait di Posko Antemortem dan Posko Posmortem yang disediakan oleh petugas. Dan bisa menghubungi nomor hotline operasi DVI Bencana Gunung Semeru, 085335330033," ujarnya.
Sedangkan, pada selasa (7/12/2021) kemarin, Tim DVI melansir identitas 10 jenazah yang sudah teridentifikasi.
(Tribunnews.com/Tio, Tribun Jatim/Luhur Pambudi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/rentetan-guguran-lava-dan-luncuran-awan-panas-gunug-merapi-terjadi-sepanjang-rabu-2712021.jpg)