Keberangkatan Jemaah Umrah Tertunda
Keberangkatan Jemaah Umrah Tertunda, Kemenag : Demi Kebaikan Bersama
Kementerian Agama memutuskan pemberangkatan ibadah umrah dalam waktu dekat mengalami penundaan.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Rencana keberangkatan jemaah umrah dalam waktu dekat ini bakal tertunda.
Hal ini tak lepas kemunculan varian baru Covid-19 Omicron yang juga sudah terdeteksi di Indonesia.
Pertimbangan ini menjadikan Kementerian Agama memutuskan pemberangkatan ibadah umrah dalam waktu dekat mengalami penundaan.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan penundaan ini dilakukan demi kebaikan bersama.
"Penundaan ini tentu keputusan yang pahit. Tapi ini dilakukan demi kebaikan bersama. Kami harap semua bisa memahami dan semoga ada hikmah dari keputusan ini," ujar Hilman melalui keterangan tertulis, Sabtu (18/12/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia 18 Desember 2021, Hari Ini Bertambah 232 Orang
Baca juga: UPDATE Covid-19 Kalsel: Positif 1 Orang di Kabupaten Batola
Sebagai regulator dan pengawas penyelenggaraan ibadah umrah, lanjut Hilman, Kemenag terus melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait untuk terus mengupayakan terselenggaranya ibadah umrah yang sehat dan aman.
Hilman mengatakan penyelenggaraan umrah di masa pandemi sekaligus menjadi barometer penyelenggaraan ibadah haji tahun 1443 H/2022 M.
"Kami tentu mengutamakan aspek perlindungan jemaah di tengah pandemi Covid-19, terlebih setelah adanya varian baru Omicron," ucap Hilman.
Keputusan ini diambil usai adanya imbauan dari Presiden RI dan arahan Menteri Agama agar masyarakat tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.
Serta setelah Kemenag menggelar rapat dengan Asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Anitisipasi dini dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran kasus varian baru Covid-19 bernama Omicron.
Terdeteksinya petugas kebersihan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, pemerintah membuat keputusan untuk melakukan isolasi terhadap rumah sakit tersebut selama 7 hari ke depan.
Langkah ini diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Marinvest, Menteri Kesehatan, TNI, dan Satgas Penanganan Covid-19, yang dilanjutkan dengan rapat teknis dengan kementerian lembaga terkait hari ini.
“Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus Varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut,” tutur Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal Suharyanto dalam siaran pers Rabu malam (16/12/2021).
RSDC Wisma Atlet Kemayoran merupakan rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19 sejak pandemi melanda Indonesia pada pertengahan Maret 2020.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa tower rumah sakit ini difungsikan sebagai tempat karantina pelaku perjalanan internasional, melengkapi Wisma Atlet Pademangan.
Suharyanto mengatakan, pemerintah juga membuka Rusun Nagrak, di Cilincing Jakarta Utara untuk karantina terpusat bagi PMI, Pelajar, dan ASN sebagai cadangan tempat karantina.
“Rusun Nagrak memiliki kapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur. Dua hari lalu, saya sudah mengecek kesiapannya," ungkapnya.
Menurut Kasatgas, karena tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terbatas jumlahnya dan akan segera diberlakukan isolasi area Wisma Atlet, maka tenaga kesehatan untuk dikarantina Rusun Nagrak akan didukung oleh sumberdaya manusia dari Dinas Kesehatan Jakarta.
Baca juga: Biaya Umrah Terbaru Efek Karantina Perjalanan Luar Negeri Jadi 10 Hari, Begini Kata Amphuri
Suharyanto juga meminta bagi pasien yang sudah selesai masa karantina di Tower 4 RSDC Wisma Atlet, selama 14 hari ke belakang, untuk terus memantau kondisi kesehatan, apabila terjadi gejala segera laporkan kepada puskesmas di wilayahnya.
"Saya menghimbau agar masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan, segera melakukan vaksinasi, dan menghadapi Natal dan Tahun Baru dengan mengurangi mobilitas,” tuturnya.
Dilansir dari Tribunnews.com dengan judul Petugas Kebersihan Terdeteksi Omicron, RSDC Wisma Atlet Diisolasi Tujuh Hari, kasus Covid-19 varian omicron diduga tidak hanya ditemukan di Wisma Atlet Jakarta. Kasus serupa juga terdeteksi di Manado.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menggelar konferensi pers secara virtual, Kamis (16/12/2021). Budi mengatakan, pihaknya mendeteksi 5 kasus Covid-19 probable atau kemungkinan berasal dari Varian B.1.1.529 atau Omicron di Jakarta dan Manado.
"Kemenkes juga mendeteksi 5 kasus probable Omicron, jadi belum pasti omicron tapi karena kita melakukan tes PCR dengan spesifikasi yang khusus istilahnya SGTF," kata Budi.
Temuan kasus itu disebutkan berasal dari WNI dan WNA yang datang dari luar negeri.
Budi mengatakan, dari jumlah tersebut, 2 kasus probable dari varian Omicron berasal dari warga negara Indonesia yang kembali dari Amerika Serikat dan Inggris.
Saat ini, kedua WNI tersebut sedang menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet.
"3 kasus lainnya adalah warga negara asing dari Tiongkok yang datang ke Manado dan sekarang sedang diisolasi dikarantina Manado," ujarnya dilansir dari Kompas.com.
Baca juga: Genjot Vaksinasi Covid-19, Kodim 1010/Tapin Terapkan Sistem Jemput Bola
Budi menekankan lima kasus Covid-19 masuk diduga dari varian Omicron dan saat ini tengah dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) oleh Balitbangkes Kemenkes.
"Diharapkan dalam tiga hari kedepan, kita sudah bisa memastikan apakah benar ini omicron atau tidak," ucapnya.
Lebih lanjut, Budi mengimbau masyarakat tidak panik dengan masuknya varian Omicron ke Indonesia.
Ia meminta masyarakat menunda perjalanan keluar negeri yang tidak perlu dan memperketat protokol kesehatan.
"Jangan kendor, jangan kurang disiplinnya terutama untuk memakai masker dan menjaga jarak, memakai masker menjaga jarak pastikan jangan kita terlalu berkerumun di acara dengan banyak orang," pungkasnya.
Warga Diimbau Tidak Berpergian ke Luar Negeri Selama Nataru
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate meminta masyarakat senantiasa waspada dan mematuhi protokol kesehatan saat kasus pertama Covid-19 varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia.
Hal ini menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, guna mencegah penularan Omicron di Indonesia.
"Hari ini sama-sama kita ketahui, pemerintah secara resms merilis temuan pertama varian Omicron di Indonesia, yang punya kemampuan penularan yang cukup tinggi," ujar Johnny Plate dalam Webinar Nasional bertajuk Membangun Pariwisata Modern di NTT, Kamis (16/12/2021).
"Karenanya sekali lagi saya tentu berharap kita jangan lupa dan agar tetap tertib dan disiplin untuk melaksanakan protokol kesehatan, yakni pakai masker, menjaga jarak, cuci tangan secara teratur," ujarnya.
Bukan itu saja, ia juga berpesan agar masyarakat tidak melakukan perjalanan ke luar negeri selama liburan natal dan tahun baru 2022.
Baca juga: Penanganan Covid-19 Masih Terkendala Sebaran Hoaks di Media Sosial
"Jangan bepergian ke luar negeri. Omicron berasal dari luar negeri, penularan yang luar biasa berada di luar negeri.
Walaupun sudah ada di dalam negeri, selama Nataru jangan berpergian ke luar negeri," ucapnya.
"Kita masih punya kesempatan berpergian ke tempat-tempat indah di dalam negeri, termasuk ke Nusa Tenggara Timur (NTT)," jelasnya.
Akselerasi vaksinasi menjadi cara untuk mencegah penularan Omicron.
Karena itu dia mengajak semua pihak untuk membantu mempercapai target vaksinasi guna mencegah penularan Omicron.
"Vaksinnya cukup. Saat ini bahkan pemerintah sudah melakukan otorisasi pemanfaatan dan penggunaan anak-anak usia 6-12 tahun."
"Pemerintah juga sudah mengambil keputusan juga untuk mengimpor vaksin Sinovac untuk vaksinasi anak-anak. Lakukan secara akseleratif," jelasnya.
Vaksinasi lansia Sinovac. (Humas Pemkab Tapin)
Sementara itu sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan Afrika Selatan menemukan, Omicron memiliki peluang menginfeksi ulang penyintas Covid-19.
Peserta penelitian termasuk 2.796.982 orang dengan SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi laboratorium memiliki hasil tes positif setidaknya 90 hari sebelum 27 November 2021.
Awak pesawat dari Air China tiba dengan pakaian hazmat di terminal internasional di Bandara Internasional Los Angeles pada 3 Desember 2021, saat Los Angeles County melaporkan kasus pertama varian Covid-19 baru, omicron. (Frederic J. BROWN / AFP)
Studi tersebut kemudian mengidentifikasi 35.670 orang yang dianggap mengalami infeksi ulang.
"Temuan ini menunjukkan bahwa keunggulan varian Omicron setidaknya sebagian didorong oleh peningkatan kemampuannya dalam menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi," kata salah satu peneliti Julliet RC Pulliam.
WHO menyebutkan, Omicron sedang menyebar di seluruh dunia dengan tingkat kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal itu dilatarbelakangi banyaknya negara yang sudah melaporkan kasus Omicron dalam waktu singkat.
Meski sudah ada 77 negara yang mengonfirmasi temuan Omicron, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ada kemungkinan banyak negara yang belum mendeteksinya.
Tedros mengaku prihatin bahwa upaya yang dilakukan untuk membendung varian tersebut belum cukup.
WHO juga menyebutkan, tes PCR (Polymerase Chain Raction) masih mampu mendeteksi infeksi Covid-19 akibat Omicron.
Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah varian Omicron berdampak pada jenis tes lain, termasuk tes rapid antigen. (Kompas.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Omicron Masuk Indonesia, Kemenag Tunda Pemberangkatan Jemaah Umrah Perdana
