Penghapusan Premium dan Pertalite

Rencana Penghapusan Premium dan Pertalite Tuai Polemik, Begini Kata Pengamat

Penghapusan BBM bersubsidi jenis premium dan pertalite dinilai bakal menghambat upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional

banjarmasinpost.co.id/abdul ghanie
Para pengendara terlihat mengantre panjang mengisi BBM di sebuah SPBU beberapa waktu lalu. Rencana Penghapusan Premium dan Pertalite Tuai Polemik, Begini Kata Pengamat 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Wacana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium dan Pertalite terus mengemuka. Meskipun belum ada keputusan resmi, namun kekhawatiran soal dampak dari kebijakan ini telah ramai dibahas.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal misalnya, mengatakan kebijakan ini akan kontraproduktif dengan upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi.

Penghapusan BBM bersubsidi jenis premium dan pertalite dinilai bakal menghambat upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional, setelah ditekan pandemi Covid-19.

"Ini kontraproduktif terhadap upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi, apalagi terhadap daya beli masyarakat golongan bawah yang paling terdampak buruk selama pandemi," kata Mohammad Faisal dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Viral Pegawai SPBU Berlaku Curang di Kawasan Bintaro, Isi BBM Tak Sesuai Pembelian

Baca juga: Nataru 2022 Kebutuhan BBM Diprediksi Naik, Pertamina Tambah Jatah BBM di Kalimantan

Menurutnya, penghapusan BBM murah khususnya pertalite akan berpengaruh lebih besar terhadap kelompok masyarakat miskin hingga menengah, yang akhirnya meningkatkan inflasi.

"Inflasi akan meningkat karena dorongan kebijakan pemerintah (administered prices) atau cost push inflation, bukan inflasi yang disebabkan dorongan permintaan atau kenaikan daya beli masyarakat, ini tentu tidak baik," tutur Faisal dilansir Tribunnews.com dengan judul Premium dan Pertalite Akan Dihapus, Pengamat: Kontraproduktif dengan Upaya Pemulihan Ekonomi.

Oleh sebab itu, Faisal meminta pemerintah untuk mengkaji ulang penghapusan BBM murah, khususnya jenis pertalite dalam menjaga daya beli masyarakat.

"Semestinya yang pertalite tidak dalam waktu jangka pendek dan menengah, dan harus sangat hati-hati mengantisipasi dampaknya," ujar Faisal.

Baca juga: Kebakaran Kalsel - Api Bakaran Sampah Menyambar Rak BBM Eceran Warga Lianganggang Banjarbaru

Baca juga: Ketua Komisi III DPRD Kotabaru: Pertamina Janji Perbaiki Jalan Rusak Akibat Dilintasi Truk BBM

Sebelumnya, pemerintah akan menghapus BBM jenis premium dan pertalite, sebagai upaya memperbaiki kondisi lingkungan.

"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih yang dikutip dalam Web Ditjen Migas Kementerian ESDM.

Menurutnya, premium saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja dan volume yang digunakan pun sangat kecil, seiring naiknya kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik.

Oleh sebab itu, kata Soerja, pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan, di mana nantinya pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," tuturnya.

SPBU
SPBU (banjarmasinpost.co.id/dimas)

Pertamina Tegaskan Belum Ada Keputusan Resmi

Sementara itu , PT Pertamina (Persero) memastikan hingga saat ini belum menerima keputusan dari pemerintah terkait penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan pertalite.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved