DPRKPLH Tala

KalselPedia - DPRKPLH Tala Sulap Botol Bekas Jadi Ruang Etalase hingga Halte

Beberapa bulan lalu, DPRKPLH menyediakan beragam jenis doorprize bagi masyarakat yang menyerahkan beberapa botol plastik bekas.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Inilah penampakan Taman Pasar Lawas Pelaihari yang tertata elok dan berdesain minimalis yang menjadi ikon baru di Tanahlaut., 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KalselPedia - BANYAK jalan menuju Roma, begitu pula banyak cara untuk mengajak dan membiasakan masyarakat memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol plastik seperti botol air mineral dan sejenisnya.

Beberapa bulan lalu, DPRKPLH menyediakan beragam jenis doorprize bagi masyarakat yang menyerahkan beberapa botol plastik bekas.

Tiap Senin kupon diundi dan bagi yang beruntung bisa membawa pulang doorprize yang telah disiapkan seperti kaus hingga voucher kuliner dan menginap.

Cukup banyak botol bekas yang terhimpun dari kalangan masyarakat, jumlahnya mencapai puluhan ribu botol.

Baca juga: KalselPedia - Dinas PRKPLH Tanah Laut

Selanjutnya botol-botol bekas itu oleh Tim Kreatif DPRKPLH Tala disulap menjadi Halte Botol yang ciamik dan dipajang di depan pagar kantor sebagai tempat tunggu.

Tak kurang seribu botol yang terserap.

Namun kemudian Halte Botol tersebut digeser ke tempat lain karena beberapa kali dipajang di tempat lain sebagai wahana edukasi kepada publik tentang pemanfaatan botol bekas menjadi karya bermanfaat dan bahkan bernilai ekonomis.

Halte Botol itu juga dilengkapi beberapa unit kursi kecil juga terbuat dari botol bekas.

Halte Botol itu dibangun sesuai prinsip 3R yakni reuse, reduce, dan recycle.

Ide penggunaan botol plastik sebagai bahan bangunan halte merupakan salah satu upaya kampanye pengurangan sampah plastik.

Sampah plastik akan menjadi masalah lingkungan jika tidak dikelola.

Contohnya botol, gelas, dan bungkus kemasan plastik yang terbuang di sembarang tempat berpotensi menyumbat saluran air sehingga akan berdampak terhadap kelancaran fungsi pembuangan air hujan.

Bersama sampah lain yang terbuang sembarangan, sampah plastik kerap mengalir ke sungai sehingga berdampak terhadap kotornya perairan.

Sampah plastik yang bertumpuk berkontribusi terhadap terbentuknya mikroplastik di lingkungan.
Mikroplastik sangat berbahaya bagi kesehatan karena plastik yang terbuang ke lingkungan lama-kelamaan akan terurai secara fisik menjadi butiran kecil 1 mikrometer hingga 5 milimeter.

Mikroplastik yang terlepas di perairan akhirnya dapat tertelan oleh ikan atau hewan laut lainnya.
Sedangkan di daratan akan termakan hewan ternak seperti sapi, kambing, unggas dan bahkan dapat terserap tanaman seperti sayuran.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved