Religi
Terlupa Membaca Niat Puasa Nisfu Syaban, Ustadz Abdul Somad Persilakan Lanjut Puasanya
Terlupa membaca niat puasa Nisfu Syaban bisa saja terjadi lantaran tak sempat bersahur. Ustadz Abdul Somad memberikan penjelasan.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Bagaimana hukumnya orang yang terlupa niat puasa Nisfu Syaban karena tak sempat bersahur atau ketiduran.
Apakah puasanya masih bisa dilanjutkan keesokan harinya?
Ustadz Abdul Somad memberikan penjelasan dan memperbolehkan puasa Nisfu Syaban dilanjutkan.
Namun syaratnya memang belum melakukan apa yang membatalkan puasa.
Simak penjelasannya dari Ustadz Abdul Somad (UAS), berikut ini.
Terlupa membaca niat puasa Senin Kamis atau puasa sunnah lain bisa saja terjadi lantaran tak sempat bersahur.
Bagi yang mengalami hal seperti itu, tak usah khawatir untuk tetap melaksanakan puasa sunnah.
Baca juga: Pengertian dan Makna Imsak Diuraikan Buya Yahya, Jelaskan Pertanda Sebelum Fajar Tiba
Baca juga: Kelompok Orang Diperbolehkan Tidak Puasa Ramadhan, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Bayar Fidyah
Menurut Madzhab Syafi'i boleh atau sah hukumnya membaca niat puasa senin kamis atau puasa sunnah lainnya setelah waktu subuh.
Selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, sejak waktu subuh.
Seperti makan, minum, merokok, berhubungan suami istri, muntah dengan sengaja, haid/nifas, memasukkan benda ke dalam tubuh secara sengaja, mengeluarkan air mani secara sengaja dan murtad atau keluar dari Islam.
Dilansir dari Surya.co.id dengan judul Hukum Lupa Membaca Niat Puasa Senin Kamis, Boleh Dilakukan Setelah Subuh
Hal ini dijelaskan Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya yang diunggah di YouTube berjudul "Hukum Puasa Lupa Niat - Ustadz Abdul Somad".
Boleh membaca niat puasa sunnah setelah waktu Shubuh didasarkan pada hadist nabi, atau dalil berikut:

Hadits riwayat Muslim dari ummul mukminin Sayyidah Aisyah RA.
“Dari Aisyah, ummul mukminin RA, ia bercerita, ‘Suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuiku. Ia berkata, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu (yang dapat kumakan)?’ Kami jawab, ‘Tidak.’ ‘Kalau begitu aku puasa saja,’ kata Nabi. Tetapi pada hari lain, Rasul pernah menemui kami. Kami katakan kepadanya, ‘Ya rasul, kami memiliki hais, makanan terbuat dari kurma dan tepung, yang dihadiahkan oleh orang.’ ‘Perlihatkan kepadaku meski aku sejak pagi berpuasa,’ kata Nabi. Ia lalu memakannya,’” (HR Muslim).