Religi
Jumlah Rakaat Tarawih Sesuai Ajaran Nabi Muhammad SAW, Buya Yahya Ingatkan Shalat Witir Ditunaikan
Buya Yahya menjelaskan Nabi Muhammad mengerjakan shalat malam atau tarawih di bulan Ramadhan tidak kurang dari 11 rakaat.
Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
BANJARMASINPOST.CO.ID - Mendekati bulan Ramadhan 1443 Hijriyah kurang lebih tiga pekan lagi, umat muslim pun bersiap puasa wajib di bulan suci.
Selain puasa, amalan lainnya yang dikerjakan di bulan Ramadhan adalah Shalat Tarawih.
Di Indonesia biasanya Shalat Tarawih sekaligus Shalat Witir ditunaikan 23 rakaat ada pula 11 rakaat.
Perbedaan jumlah rakaat tersebut sudah umum terjadi. Lalu berapa jumlah rakaat Shalat Tarawih Nabi Muhammad SAW?
Baca juga: Hukum Orang Tidur Sepanjang Hari Selama Menjalankan Puasa, Simak Penjelasan Buya Yahya
Baca juga: Shalat Taubat di Malam Nisfu Syaban, Simak Tata Caranya Dijabarkan Ustadz Abdul Somad
Buya Yahya menjelaskan Nabi Muhammad mengerjakan shalat malam di bulan Ramadhan tidak kurang dari 11 rakaat.
"Hadist Siti Aisyah, itu adalah bicara tentang Witir. Rata-rata Nabi melaksanakan Shalat Witir sebanyak 11 rakaat," jelas Buya Yahya dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Kendati mengerjakan 11 rakaat, Rasulullah juga pernah menunaikan Witir satu rakaat. Ini dimaksudkan agar menjadi contoh untuk umat Islam agar tak meninggalkan Shalat Witir walaupun di waktu sempit biarpun satu rakaat.
Baik di luar dan saat Ramadhan, Nabi Muhammad tak lebih dan tak kurang dari 11 rakaat dalam menjalankan Shalat Witir.
"Maka hadist yang menyebut Nabi Muhammad melakukan Shalat 11 rakaat itu sebenarnya adalah Shalat Witir bukan Shalat Tarawih. Itu dikerjakan Nabi SAW di luar maupun di dalam Ramadhan, yang banyak orang meggunakan hadist Aisyah ini untuk bab Tarawih," paparnya.
Berkaitan dengan bilangan salat Tarawih, Buya Yahya sebut delapan rakaat hukumnya sah.

"Shalat Tarawih Nabi tidak ada bilangannya, yang penting Qiyyamul lail di bulan Ramadhan," jelas Buya Yahya.
Soal 20 rakaat salat Tarawih, Buya Yahya juga menyebut hukumnya juga sah.
"Yang melakukan 20 rakaat juga sah, karena merupakan amal yang diterima Insyaallah, kenapa, selagi Nabi tidak ada batasannya maka jangan sampai kita mempermasalahkannya," jelas Buya Yahya.
Pengerjaan salat Tarawih 20 rakaat diterangkan Buya Yahya menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW dan sunnah sahabat.
"Kenapa empat mazhab lalu mengambil 20 rakaat kenapa, menggabungkan dua sunnah nabi, pertama sunnah qiyamul lail, melaksanakan ibadah shalat di malam Ramadhan, yang kedua adalah sunnah mengikuti khulafaur rasyidin, mengikuti sahabat Sayyidina Umar bin Khattab," ungkap Buya Yahya.
Baca juga: Menggabungkan Niat Puasa Nisfu dengan Ayyamul Bidh, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat