KalselPedia

KalselPedia - Proses Hasilkan Jeruk Unggul di Sungai Kambat Kabupaten Barito Kuala

Kalselpedia. Pembudidaya bibit jeruk di Desa Sungai Kambat Kabupaten Barito Kuala, Kalsel, sebut perlu ketelatenan untuk hasilkan yang berkualitas.

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD TABRI
Kalselpedia. Bibit jeruk siam banjar yang telah dilakukan proses okulasi di Desa Sungai Kambat, Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Kalselpedia. Guna menghasilkan bibit jeruk yang berkualitas, perlu ketelatenan dan waktu yang panjang. 

Setidaknya hal tersebut diungkapkan Fadli, seorang pembudidaya di sentra jeruk Desa Sungai Kambat, Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan.

Proses awalnya dimulai dari penyemaian benih jeruk untuk batang bawah. Setelah tumbuh dan berusia tiga bulan, dipindahkan hingga batangnya benar-benar kokoh untuk diokulasi. 

"Kemudian, usia tujuh bulan berikutnya baru bisa ditempeli atau diokulasi dengan bibit jeruk unggul yang dikendaki," beber Fadli.

Baca juga: KalselPedia - Sentra Pembibitan Jeruk Sungai Kambat Kabupaten Barito Kuala

Proses okulasi berlangsung cepat dengan ketelitian. Bibit jeruk unggul harus ditempel dan langsung dibungkus dengan plastik sebelum batangnya kering. 

Karena hal ini sangat mempengaruhi proses tumbuh kembangnya bibit unggung yang ditempel pada batang bawah hasil semaian. 

"Setelah bibit yang ditempel tumbuh bertunas, maka bagian atas batang bawah pembibitan dipotong, karena tidak terpakai lagi," imbuhnya. 

Setelah tumbuh dengan baik kira-kita berumur empat hingga lima bulan, bibit pun sudah siap dijual ke pasaran.

Baca juga: Ujian Sekolah SMA di Banjarmasin Baru Digelar Besok, Ketua MKKS Sebut Pengumuman Serentak 5 Mei

Baca juga: BMKG Rilis Prakiraan Cuaca 21 Maret 2022, Hujan Deras dan Angin Kencang Ancam Kalsel

Sedangkan kendala selama pembibitan adalah harus selalu dilakukan penyemprotan guna menghilangkan hama penyakit, terutama saat pertumbuhan bibit pasca okulasi.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved