Ketegangan Rusia dengan Ukraina

Presiden AS Joe Biden Minta Rusia Dikeluarkan dari G20, Minta Ukraina Hadir dan Mengamati

Presiden AS Joe Biden menginginkan Rusia dikeluarkan dari keanggotaan G20. Biden juga mengusulkan Ukraina dihadirkan sebagai pengamat.

Editor: M.Risman Noor
KWTX
Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden menginginkan Rusia keluar dari kelompok 20. 

Jerman sebelumnya enggan mengekspor senjata mematikan ke zona konflik karena sejarahnya di bawah Nazisme.

Baerbock juga mengatakan kepada parlemen, sisa senjata yang dijanjikan ke Ukraina sedang dalam perjalanan.

Kerugian Besar Militer Rusia

Rusia pada Rabu (23/3/2022) mengadakan upacara pemakaman untuk wakil komandan Armada Laut Hitam di Krimea yang dicaplok. Ukraina menyebutnya serangkaian korban militer Rusia tingkat tinggi sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.

Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak pada Minggu (20/3/2022) mengeklaim enam jenderal Rusia telah tewas di Ukraina, bersama dengan lusinan kolonel dan perwira lainnya.

Kementerian Pertahanan Rusia belum mengonfirmasi salah satu dari korban tersebut. Ia belum merevisi korban pasukannya sejak 2 Maret, seminggu setelah perang, ketika dikatakan bahwa 498 tentaranya tewas.

Ukraina mengeklaim militer Rusia kehilangan sebanyak 15.600 pasukan.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi sebagian besar klaim Ukraina, tetapi beberapa telah dikonfirmasi dari sumber-sumber Rusia.

Pemerintah Rusia di pelabuhan selatan Novorossiysk mengonfirmasi kematian Mayjen Andrei Sukhovetsky pada 28 Februari dalam sebuah pernyataan di situsnya. Dikatakan dia pernah bertugas di Suriah, Kaukasus Utara dan Abkhazia.

Pada Rabu (23/3/2022), ratusan orang berkumpul di kota Sevastopol di Krimea untuk menghadiri upacara pemakaman dengan salut senjata untuk Andrei Paliy, seorang kapten peringkat pertama dan wakil komandan Armada Laut Hitam Rusia.

Konrad Muzyka, direktur konsultan Rochan yang berbasis di Polandia, mengatakan perkiraan Ukraina tentang korban tingkat tinggi Rusia masuk akal.

Tetapi mereka sulit diverifikasi dan angka sebenarnya mungkin lebih kecil.

"Bahkan jika kita berbicara tentang dua jenderal, itu masalah besar," katanya.

"Kami tidak hanya berbicara tentang jenderal, kami juga berbicara tentang kolonel yang tentu saja juga sangat tinggi dalam organisasi."

Dia mengatakan korban itu menunjukkan Rusia tidak memiliki pemahaman yang baik tentang posisi artileri Ukraina, dan Kyiv berhasil menunjukkan dengan tepat lokasi perwira senior Rusia, mungkin melalui sinyal ponsel mereka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved