Ekonomi dan Bisnis
Minyak Goreng Curah Langka, Pakar Ekonomi UIN Banjarmasin Minta Pemerintah Tak Cuma Tetapkan HET
Harga minyak goreng kemasan melambung, minyak goreng curah langka. Pakar Ekonomi UIN Antasari Banjarmasin meminta pemerintah tak sekedar tetapkan HET
Penulis: Milna Sari | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Disaat minyak goreng kemasan harganya melambung, kini masyarakat dihadapkan kenyataan sulitnya mendapatkan minyak goreng curah.
Sekretaris Jurusan Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN Antasari Banjarmasin, Muhammad Qamaruddin mengatakan, sulitnya minyak goreng curah didapatkan dikarenakan minyak goreng curah menjadi alternatif, khususnya bagi para pelaku usaha.
Saat harga minyak goreng kemasan yang kini melambung, minyak goreng curah jadi pilihan masyarakat.
Meskipun persepsi orang terhadap minyak goreng curah menyebutkan bahwa kualitasnya di bawah minyak goreng kemasan, para konsumen, khususnya pelaku usaha, tidak mempunyai pilihan lagi, selain menggunakan minyak goreng curah.
Baca juga: Minyak Goreng Curah Kosong, Kadis Perdagangan Banjarbaru Basid Sebut Juknis Belum Keluar
Baca juga: Distributor Minyak Goreng Curah di Kalimantan Selatan Belum Teregistrasi di Kemenperin
Baca juga: Cek Stok dan Harga Minyak Goreng di Pasaran, Personel Polres Tabalong Temukan Fakta Ini
Jikapun tetap bertahan dengan yang kemasan maka ujar Qamaruddin mereka mau tidak mau harus memutar otak untuk mendapatkan keuntungan, seperti menaikkan harga jual, atau menurukan cost atau biaya pada produk yang dijual.
Permasalahan bertambah ketika minyak goreng curah mulai langka keberadaanya. Ini menurut Qamaruddin akan semakin memberatkan masyarakat.
"Maka saya kira, pemerintah tidak hanya sekedar menetapkan HET saja, tapi juga perlu tindakan lebih lanjut secara nyata untuk menghindari aksi-aksi penyelewengan," ujarnya Minggu (27/3/2022).
Ia mengaku merespon positif tentang usulan APPSI bahwa pemerintah perlu ikut andil dalam pelaksanaan distribusi. Setidaknya ada pengawasan dan pengendalian secara ketat agar kiranya tidak terjadi penyelewengan oleh oknum-oknum tertentu.
Bahkan lebih jauh lagi, tambahnya mungkin diperlukan badan khusus dari pemerintah yang mengaturnya, katakanlah misalnya BUMN
Berkaitan tentang sampai kapan persoalan harga migor ini selesai.
"Pada dasarnya saya tidak bisa memprediksi secara pasti kapan permasalahan ini akan reda. Namun jika melihat pada hukum penawaran dan permintaan, seharusnya harga akan sedikit demi sedikit kembali normal karena stok minyak goreng sudah mulai normal saat ini, artinya kebutuhan terhadap minyak goreng sudah mulai bisa dipenuhi oleh pasar, maka berpotensi untuk menurunkan harga minyak goreng," jelasnya.
Tentu saja ujar Qamaruddin ini juga akan berpengaruh pada minyak goreng curah. Meskipun akan memerlukan waktu yang cukup Panjang.
Tambah Qamaruddin usaha dari Menteri perdagangan dalam menggandeng berbagai pihak untuk menciptakan harga minyak goreng dalam upaya menciptakan harga minyak goreng menjadi lebih murah perlu ditunggu efektivitasnya.
"Mudah-mudahan hal ini juga dapat membantu meredakan masalah kelangkaan pada minyak goreng curah," ujarnya.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh masyarakat, khususnya masyarakat di Kalimatan Selatan dalam menghadapi kondisi seperti ini?
Masyarakat harapnya agar tetap tenang dan dapat lebih berhemat dalam penggunaan minyak goreng.