BTALK

BTALK : Cegah Stunting Sejak Dini, Ibu Hamil Wajib Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi

Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang ditandai tinggi badan yang rendah, sedangkan berat badannya mungkin normal sesuai dengan usianya

Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/salmah saurin
dr Christiane Setiadi MGizi SpGK dokter RSUD Sultan Suriansyah, Banjarmasin saat hadir dalam program acara BTalk Health & Beauty membahas tentang stunting, Senin (28/3/2022). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang ditandai tinggi badan yang rendah, sedangkan berat badannya mungkin normal sesuai dengan usianya. 

Jadi anak dikatakan stunting bila tinggi badannya tidak bertambah signifikan sesuai  usianya atau bila dibandingkan tinggi badan yang anak itu dapatkan saat baru lahir. 

Masalah stunting adalah salah satu isu penting dalam dunia kesehatan anak-anak yang masih menjadi perhatian besar, khususnya anak-anak di negara terbelakang dan negara berkembang.

Kalsel menempati urutan ke-6 kasus stunting di Indonesia. Adapun di Banjarmasin kasus terganggunya pertumbuhan anak akibat kurang gizi ini berdasar data studi status gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 27,8 persen.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Angka Prevalensi Stunting Di Bawah 14 Persen pada 2024

Baca juga: Berdayakan Masyarakat Tangani Stunting, Deputi KSPK BKKBN RI Resmikan Dashat di Selat Makmur Kalsel

Baca juga: Rakerda BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Siap Gempur Stunting di Bumi Lambung Mangkurat

Mari kita simak penjelasan dr Christiane Setiadi MGizi SpGK dokter RSUD Sultan Suriansyah, Banjarmasin tentang stunting dalam Program Health & Beauty, Senin (22/2/2022) pukul 14.00 Wita. 

Perbincangan yang dipandu Khairil Rahim, Jurnalis Banjarmasin Post ini ditayangkan langsung dan bisa disimak ulang di kanal Youtube Banjarmasin Post News Video, Instagram Banjarmasin Post dan Facebook BPost Online.

Menurut Christiane, stunting dalam pandangan masyarakat awam adalah anak bertubuh pendek tetapi sebenarnya juga karena faktor malnutrisi kronis.

"Tapi bisa juga stunting dikarenakan hal lain yaitu suatu penyakit lain, sehingga anak misalnya susah makan," terangnya.

Selain tumbuh lebih lambat dari yang seharusnya juga perkembangan lambat  bicara, berjalan, tumbuh gigi, atau tahapan bayi normal lainnya. 

Bagi penderita stunting, ada dampak jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya adalah angka kesakitan dan kematian yang tinggi.

"Dampak jangka panjangnya adalah saat dewasa terhambat dalam pekerjaan," jelas Christiane.

Penyebab stunting ini menurutnya disebabkan beberapa faktor antara lain perilaku, lingkungan sekitar dan pelayanan kesehatan. Jika kita mencurigai gejala stunting pada anak, agar segera konsultasi ke dokter. 

Mencegah stunting, Ibu hamil harus mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang selama kehamilan, bahkan sebelum masa kehamilan. 

Selain ibu, anak juga harus dijaga kesehatannya. Saat anak lahir harus diperhatikan dalam 1,000 hari pertama kehidupannya (sampai usia 2 tahun) dengan memberi nutrisi terbaik untuk anak. 

Baca juga: Kasus Stunting di Kalimantan Selatan Masuk Enam Tertinggi Se-Indonesia

Baca juga: Berantas Stunting di Kalsel, BKKBN dan Pemerintah Siap Berbenah di Segala Sektor

Sejak masa kehamilan, baru lahir, dan periode emas (golden age), anak membutuhkan asupan gizi seimbang dan nutrisi lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangannya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved