Berita HST
Pascaviral Naik Baskom ke Sekolah, Siswa SDN 3 Sungai Buluh HST Kalsel Dapat Bantuan Perahu
Pascaviral naik baskom ke sekolah, murid-murid SDN 3 Sungai Bulu di Awang Landas desa Sungai Buluh HST Kalsel mendapatkan bantuan perahu
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Viral siswa SDN 3 Sungai Buluh di Awang Landas Desa Sungai Buluh Kecamatan Labuanamas Utara,Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalsel berangkat ke sekolah menggunakan baskom, membuat membuat banyak kalangan tersentuh hatinya.
Meski pihak Pemkab HST menyebut sebagai kearifan lokal, namun dinilai sangat membahayakan bagi anak-anak.
Apalagi, medan yang dilewati adalah perairan rawa terbentang luas dengan kedalaman 3 sampai 5 meter.
Bantuan secara pribadi pun diberikan, oleh pihak yang tersentuh tersebut, Selasa (29/3/2022).
Baca juga: Viral Bocah Naik Baskom, Ternyata di SDN 3 Sungai Buluh Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalsel
Baca juga: Tiga Bocah SD Naik Baskom ke Sekolah di Kabupaten HST Kalsel, Selalu Semangat Belajar
Bantuan tersebut berupa 4 unit perahu dengan panjang 4 meter tiga unit dan 5 meter satu unit lengkap dengan alat dayungnya.
Perahu langsung diantar ke sekolah, dengan harapan setelah ini tidak ada lagi anak-anak yang pakai baskom ke sekolah mereka.
Serah terima pun telah dilakukan, dan perahu tersebut diberikan bagi semua siswa yang membutuhkan di sekolah tersebut.
Sementara pihak pemberi bantuan menolak diekspose media, dengan alasan bantuan tersebut murni sebagai ungkapan rasa empati kepada anak-anak nelayan tersebut.
Jumida, salah satu guru SDN 3 Sungai Buluh menyatakan sangat berterimakasih atas bantuan perahu tersebut.
“Selanjutnya, kami arahkan anak-anak agar tak lagi pakai baskom. Tapi mennggunakan perahu bantuan ini, karena kondisi alam saat ii cukup membahayakan. Selain air rawa sedang dalam, juga rawan angin kencang,”ungkap Jumida.
Sementara, Nawiyah, orangtua Sa’bani, siswa yang menggunakan baskom ke sekolah sejak kelas 2 SDN mengatakan, sebenarnya dia dan orangtua lainnya khawatir anaknya berangkat dan pulang sekolah pakai jukung.
Apalagi pernah mengalami terbalik, namun untungnya terbalik di dekat lanting (titian) sehingga masih aman.
“Yang kami khawatir itu, kalau terbalik di titik yang dalam. Sedangkan kemampuan anak-anak berenang maksimal sejauh 10 meter. Kalau lebih dari itu, misalnya baskom menjauh diterpa angin kami jadi kepikiran juga,”ungkap Nawiyah.
Baca juga: Murid SD Gunakan Baskom untuk Lintasi Perairan, Plt Kadisdik Kabupaten HST Sebut Kearifan Lokal
Nawiyah mengakui, sebagai orang tua tidak bisa mengantar jemput anak karena kadang suaminya berangkat lebih pagi mencari nafkah.
“Alhamdulillah ada bantuan jukung. Kami sangat berterimakasih, minimal lebih aman ketimbang pakai baskom,”katanya. (banjarmasinpost.co.id/hanani)
