Berita Banjarmasin

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Kalsel Turun, Kasus Campak dan Lumpuh Meningkat

Kadinkes Kalsel Diauddin sebut terjadi penurunan imunisasi anak sehingga kasus campak dan lumpuh meningkat. Akan digelar Bulan Imunisasi Anak Nasional

Penulis: Milna Sari | Editor: Alpri Widianjono
istimewa
ILUSTRASI - Imunisasi anak di wilayah Dayak Pitap, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan. 

BANJARMASINSPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Cakupan imunisasi rutin lengkap anak di Indonesia mengalami penurunan akibat Covid-19. Tak terkecuali di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Selama tiga tahun berturut-turut dari 2019 hingga 2021, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Kalsel turun.

Penurunan signifikan terjadi pada 2020 lalu dengan capaian 75.4 persen dari target 92.9 persen. Hampir semua capaian imunisasi dasar mengalami penurunan sejak 2020, mulai dari DPT-HB, Polio, IPV hingga Campak/MR.

Hal itu dibenarkan Kadinkes Kalsel dr Diauddin saat workshop diseminasi pesan kunci kepada jurnalis dalam rangka peringatan pekan imunisasi dunia di Kota Banjarmasin, Senin (18/4/2022).

Cakupan imunisasi dasar lengkap anak secara keseluruhan di Kalsel mengalami penurunan selama pandemi.

Baca juga: Kemenag Kota Banjarmasin Tetapkan Nilai Zakat Fitrah dengan Uang, Tahun Ini Ada Kenaikan Rp 5 Ribu

Baca juga: Pusat Oleh-oleh PT PAMA Tambah Produk UKM Kalsel di Bandara Internasional Syamsudin Noor

Jika di 2018 cakupan bahkan melebihi target yakni 93.6 dari target 92.5, capaian di 2019 turun menjadi 86.1 persen dari target 93 persen.

Pada 2020 capaian anjlok ke 75.4 persen dari target 92.9 persen. Cakupan imunisasi kembali merangkak naik di 2021 yakni 80.6 persen dari target 93.6 persen.

Akibatnya, sebut Diauddin, Kalsel masih memiliki kota terdampak Difter di 2021 yakni Kabupaten Kotabaru dan Kota Banjarbaru. Pasalnya, cakupan DPT-HB 3 di 2020 hanya 77,1 persen dan di 2021 naik menjadi 79 persen.

Sementara itu, capaian imunisasi Polio di 2020 juga turun menjadi 77,1 dan 2021 naik jadi 77,7 persen. Kalsel juga masuk dalam peta risiko transmisi Polio di Indonesia.

Cakupan imunisasi IPV juga turun jauh di 2020 yakni 46,3 persen dan di 2021 menjadi 73,1 persen. Cakupan imunisasi Campak / MR turun tipis di 2020 yakni 45,7 persen dan di 2021 48,7 persen dari sebelumnya di 2019 52,9 persen

Baca juga: Sidang Dugaan Korupsi Bupati HSU non-aktif Abdul Wahid, Sekda HSU Berikan Kesaksian

Baca juga: Sidang Korupsi CS Bank Plat Merah, Korban Indra Kenz di Banjarmasin ini Dituntut 6,5 Tahun Penjara

Kalimantan Selatan juga masuk dalam daerah berisiko tinggi transmisi Campak Rubela.

Akibatnya juga, berdasarkan data Dinkesprov Kalsel di 2021 kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau biasa dikenal dengan Lumpuh Layuh merupakan kelumpuhan yang sifatnya lemas, terjadi mendadak meningkat. Jika di 2020 kasus AFP hanya 5, kemudian pada 2021 naik menjadi 16 kasus.

Selain itu, kasus campak di Kalsel juga cukup tinggi. Pada 2020, kasus campak 61 kasus dan turun di 2021 menjadi 31 kasus.

Cakupan imunisasi yang rendah, kata dr Dia, menyebabkan terjadi kesenjangan imunitas. Selain itu juga terjadi peningkatan kasus dan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

"Kami akan menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) mulai akhir bulan ini untuk mengejar cakupan imunisasi yang mengalami kesenjangan," kata Diauddin, mantan Kadinkes Kabupaten Banjar, ini.

Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan, dr Diauddin, Senin (18/04/2022)
Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan, dr Diauddin, saat menyampaikan cakupan imunisasi dasar lengkap di Kota Banjarmasin, Senin (18/4/2022).
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved