Berita Banjarmasin
Dibantu Laznas LMI Kalsel, Begini Kisah Hidup Mbah Badiah Hidupi Suami Sakit Katarak dari Memijat
Menjalani hidup sebagai tukang pijat diusia tua, tidak menjadikan Mbah Badiah pantah semangat. Ia menghidupi suaminya yang sakit katarak
Penulis: Noor Masrida | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Menjalani hidup sebagai tukang pijat diusia tua, tidak menjadikan Mbah Badiah pantah semangat.
Sehari-hari ia keliling atau menerima panggilan untuk pijat. Pendapatannya selalu ia syukuri, meski seringkali kurang untuk keperluan sehari-hari.
Beban hidupnya ditambah harus menghidupi suaminya yang sudah tidak bisa lagi bekerja karena sakit katarak dan anaknya yang seorang janda dan sudah memiliki anak.
“Saya selalu bersyukur untuk hidup ini, meski seringkali kekurangan, namun saya ikhlas menjalani. Semoga selalu diridhoi setiap langkah oleh Allah,” ujarnya saat ditemui relawan Laznas LMI, Rabu (27/4/2022).
Baca juga: Bagikan Makanan Siap Santap, Laznas LMI Kasel Ingatkan Kebutuhan Gizi Anak Selama Pandemi Covid-19
Baca juga: Sulit Cari Ambulans Khusus Covid-19, Joanna Beruntung Dapat Fasilitas dari Laznas LMI Kalsel
Relawan Laznas LMI yang mendapat laporan dari warga tentang nenek Hadiah pun langsung bergerak cepat membantunya.
Kepala Perwakilan Laznas LMI Kalimantan Selatan, Nur Rohman Susanto, menyampaikan, pihaknya memberikan bantuan usaha berupa kandang ayam untuk Nenek Hadiah.
"Jadi nanti, ayamnya untuk bisa diberdayakan dan dijual oleh keluarga tersebut," tambah Nur Rohman.
“Semoga bantuan sederhana ini bisa meringankan beban Mbah Badiah dan keluarga. Di usianya yang semakin menusia, semoga bisa memaksimalkan yang sudah kami berikan,” sambungnya.
Selain memberikan bantuan pemberdayaan ekonomi kepada Mbah Badiah, Laznas LMI yang berkolaborasi dengan YMI ITS juga memberikan bantuan lain kepada Nor Aisyah, seorang pedagang kue basah.
Baca juga: Laznas LMI Kalsel Pasang Pipa Saluran Air Bersih di Dusun Cabai Desa Patikalain HST
Kolaborasi kedua lembaga ini memberikan penyaluran bantuan gerobak untuk keseharian beliau.
“Beliau adalah pedagang kue basah dan kering keliling komplek. Hampir setiap bulannya gerobak yang ibu Nor Aisyah gunakan untuk berjualan rusak rodanya dan harus diganti.” tutupnya. (Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)
