Kisah Korban Alfamart Ambruk Lewati Idul Fitri 2022 di Atas Tempat Tidur, Terpisah dari Suami

Meski demikian, dia tetap tak bisa bergerak leluasa, karena tangannya tertindih reruntuhan. 

Dia hanya menghubungi kontak teratas yang bisa diraih meminta pertolongan, tidak bisa scrolling ke kontak lain. 

Pukul 23.00 Wita, barulah wanita itu bisa dievakuasi dari reruntuhan. Dengan kondisi terluka parah dan langsung dibawa ke rumah sakit. 

Kini, kedua kaki Arini patah. Spesifiknya, bagian kanan patah jadi dua, dan kaki kiri, tulang kecilnya remuk. Ditambah bahu kiri juga mengalami hal serupa. 

"Lebaran ini saya berpisah dengan suami, dia sama ibunya dirawat di sana, sementara saya sama nenek dan dua adik saya. Saya udah nggak ada orangtua, jadi cuma mereka yang merawat," beber Arini. 

Sang suami tinggal di rumah orangtuanya di daerah Teluk Dalam, Banjarmasin, sementara dirinya tinggal bersama sang nenek dan dua adiknya, di Jalan Irigasi, Gambut Kabupaten Banjar. 

"Sekarang sudah lumayan, sudah bisa bangun (untuk duduk) sendiri. Sambil diterapi, supaya bisa berdiri. Tapi ini lagi sembelit, karena nggak bisa BAB di popok, memang harus di kloset WC, tapi siapa yang ngangkat, nggak ada yang bantu. Sekarang saya nyoba beradaptasi aja," sambung wanita. 

Arini sendiri berharap supaya dirinya bisa cepat sembuh dan bisa kembali berkumpul bersama sang suami seperti sebelumnya. 

Rasa trauma juga masih dirasakan Fahrureza, pemuda Liang Anggang, Banjarbaru yang menjadi korban selamat lainnya. 

Meski luka yang diterima Reza tak seberat Arini, namun kenangan mengerikan petang itu masih jelas di benaknya. 

"Sampai sekarang saya masih merasa waswas kalau masuk ke bangunan bertingkat," ucapnya, Jumat (6/5/2022) sore. 

Apalagi, malam lebaran idul Fitri 2022 lalu dia kembali melewati Alfamart Gambut tersebut. 

Baca juga: VIDEO Kondisi Terkini Sisa Reruntuhan Toko Alfamart Km 14 Gambut, Kalsel

Baca juga: Datangi Lokasi Runtuhnya Alfamart Gambut, Tim Labfor Polda Jatim Amankan Sampel Material Bangunan

"Teringat kejadian itu, pas lewat sana, kaki saya rasanya lemas, padahal cuma melihat puing-puingnya saja," katanya. 

Dari kejadian ini, ia berharap pemerintah maupun pihak terkait bisa mengevaluasi lagi perihal izin suatu bangunan maupun hal lainnya. 

"Apalagi bangunan yang menyangkut hajat orang banyak, mesti diperhatikan betul-betul, jangan sampai ada korban jiwa yang lainnya," tutup Reza.  (Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)