Berita Tanahlaut
Pengendalian Tungro Digencarkan, Petani Padangluas Kabupaten Tanahlaut Berharap Panen Lancar
Kegiatan pengendalian tungro terus dilakukan Distanhorbun Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus (Rice Tungro Spherical Virus/RTSV dan Rice Tungro Bacilliform Virus/RTBV) yang ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix virescens), yang dapat menyebabkan kehilangan hasil padi.
Gejala utama tungro terlihat pada perubahan warna daun terutama pada daun muda berwarna kuning oranye dimulai dari ujung daun.
Daun muda agak menggulung, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil dan pertumbuhan terhambat.
Gejala tersebut biasanya tersebar mengelompok pada areal pertanaman padi sehingga hamparan tanaman padi terlihat bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan tanaman sakit.
Sebelumnya, Koordinator POPT Tala menjelaskan tentang teknis penyemprotan yang menggunakan insektisida supaya tepat dosis dan tepat sasaran.
Pengendalian langsung dilakukan melalui penyemprotan insektisida yang dikoordinasi petugas POPT dan melibatkan kalangan petani setempat.
Mendukung penanganan pengendalian Tungro di Desa Padangluas, Distanhorbun Tala pada Selasa kemarin juga telah menyerahkan bantuan insektisida melalui BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Kurau.
Distribusinya kepada kelompok tani difasilitasi oleh BPP setempat.
Selain dari kabupaten, insektisida jenis Lugen juga diserahkan oleh Koordinator POPT Tala untuk mendukung penanganan Tungro tersebut.
Baca juga: Banjarmasin Terapkan PTM Penuh, Komisi IV Tekankan Capaian Vaksinasi Terus Digenjot
Petani setempat sangat senang adanya kegiatan pengendalian tungro tersebut.
"Insektisida yang dibagikan juga sangat bermanfaat untuk mengatasi serangan tungro. Kami sangat berterima kasih kepada Distanhorbun Tala dan yang sangat peduli dan memberi insektisida serta memberikan pelatihan/demo cara penyemprotan," ucap Danto, pengurus Poktan Mufakat.
Ia menerangkan hamparan tanaman padi di kelompok taninya milik 25 orang mengalami kerusakan mencapai 60-70 persen akibat tungro.
Pihaknya merasa terbantu dan mendapat ilmu baru terkait tata cara menyemprotkan dan menentukan dosis yang tepat.
Ini setelah petugas POPT lebih dulu mendemonstrasikan secara detail.
Dirinya berharap melalui kegiatan pengendalian tersebut tanaman padi di kelompok taninya masih mampu bertumbuhkembang secara baik dan panen dengan hasil yang baik pula.
"Semoga ke depannya panen kami juga dapat meningkat," tandasnya.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
