Kura kura Raksasa Galapagos

Kura-kura Raksasa Galapagos Lahirkan Bayi Albino, Disebut Sangat Langka 1 Banding 100:000

Seekor bayi kura-kura raksasa Galapagos menetas di Tropiquarium, kebun binatang di Servion, Swiss,begini penampakannya

Editor: Irfani Rahman
(Tropiquarium Servion via LIVE SCIENCE)
Tampak bayi kura-kura Galapagos albino. Bayi kura-kura albino ini lahir di Swiss dan disebut sangat langka yakni 1 : 100.000. 

Lebih lanjut, tak jelas berapa lama bayi kura-kura albino lahir di Swiss itu bisa bertahan. Kura-kura Galapagos adalah kura-kura terbesar di Bumi dan dapat hidup lebih dari 100 tahun di alam liar.

Meski begitu, albinisme dapat membuat hewan lebih rentan mengalami permasalah kesehatan akibat sinar ultraviolet dan komplikasi lainnya, seperti penurunan pengelihatan dan kesulitan pendengaran.

Kura-Kura Galapagos berukuran raksasa
Tampak kura-Kura Galapagos berukuran raksasa, kura-kura ini termasuk kura-kura langka

Ini juga membuat hewan yang biasanya berwarna gelap menjadi lebih terlihat oleh predator. Artinya pula hewan dengan albinisme sering tak bertahan lama dan mati sebelum mereka dapat mewariskan gen mereka, yang menjelaskan mengapa kondisi albinisme ini sangat langka.

Tetapi jika hewan itu dirawat dengan baik di penangkaran, mereka dapat hidup dengan relatif sehat.

Membiakkan kura-kura raksasa Galapagos sendiri di penangkaran bisa jadi menantang. Pasalnya ritual kawin reptil besar ini bisa sangat agresif.

Pejantan berulang kali menabrak cangkang betina dengan kaki mereka sendiri dan terkadang menggigit kaki betina. Jantan juga mengasilkan suara erangan sangat keras saat berhubungan seks.

Seperti mayoritas reptil, jenis kelamin kura-kura raksasa Galapagos ditentukan oleh suhu di mana telur diinkubasi. Pada spesies ini, kondisi yang lebih hangat menyebabkan kura-kura menjadi betina, dan suhu yang lebih rendah menghasilkan jantan.

Sementara itu jenis kelamin bayi kura-kura yang baru menetas di atas belum diketahui pasti karena tak ada perbedan fisik antara jantan dan betina pada usia tersebut.

Kebun binatang merupakan satu-satunya tempat di mana tukik kura-kura raksasa Galapagos dapat diamati. Di alam liar, tukik akan menghilang sampai mereka berusia sekitar 5 tahun.

Para peneliti tak yakin ke mana bayi-bayi itu pergi, tetapi mereka menduga bahwa kura-kura menghabiskan beberappa tahun pertama untuk bersembunyi di semak-semak hutan untuk menghidari satu-satunya predator alami mereka yaitu elang Galapagos.

Saat kura-kura muncul kembali, ukuran mereka pun sudah terlalu besar untuk bisa dimangsa oleh burung predator.

Penangkaran di kebun binatang juga adalah tempat yang sangat penting untuk melestarikan kura-kura besar ini, yang telah menjadi langka di alam liar. Saat ini menurut Galapagos Islands Trust, populasi kura-kura Galapagos di alam liar hanya tersisa sekitar 15.000 saja.

Baca juga: UPDATE Kasus Penemuan 7 Janin Dalam Kotak Makanan, Kejiwaan Tersangka dan DNA Diperiksa

Baca juga: Lerai Cewek Dikeroyok, Anggota Polisi Ini Ditabrak Hingga Terluka

Baca juga: Harga Minyak Goreng Jumat 10 Juni 2022 di Alfamart dan Indomaret, Beragam Merek Dijual, Buruan Cek

Ahli percaya bahwa suhu yang lebih hangat disebabkan oleh perubahan iklim dapat mengubah rasio jenis kelamin di antara tukik yang akhirnya dapat berdampak pada reproduksi mereka di alam liar di masa depan.

Sebagai informasi, jika lebih banyak tukik lahir betina maka akan ada lebih sedikit jantan untuk dikawini sehingga itu mengurangi genetik dalam populasi.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bayi Kura-kura Albino Lahir di Swiss, Ini Penampakannya",

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved