Viral Pemindahan Sapi

Viral Pemindahan Sapi Menggunakan Crane, Petugas Pelabuhan Samarinda : Sudah Sejak 2008

Cara pemindahan sapi di pelabuhan Samarinda menjadi viral di sejumlah media sosial. Cara ini dilakukan sejak 2008.

Editor: M.Risman Noor
Tribunkalteng.com/Ghorby Sugianto
Sapi kurban yang siap dipasarkan saat Hari Raya Idul Adha di jalan Mahir Mahar, Palangkaraya, Sabtu (11/6/2022).  

BANJARMASINPOST.CO.ID - Cara pemindahan sapi di pelabuhan Samarinda menjadi viral di sejumlah media sosial. Cara ini dilakukan sejak 2008.

Pemindahan menggunakan crane ini dianggap netizen terbilang sadis.

Namun petugas pelabuhan mengatakan tidak masalah dan tidak seperti dibayangkan pengunggah media sosial.

Video berdurasi 27 detik tersebut memperlihatkan cara bongkar hewan qurban yang tidak biasa.

Yakni beberapa sapi dipindahkan dari kapal ke sebuah truk menggunakan cran dengan cara bagian kepala diikat menjadi satu, dan terlihat tergantung pada bagian leher.

Baca juga: Dokter Zaidul Akbar Ungkap Obat Alami Sembuhkan Usus Bocor, Jangan Buang Biji Semangka

Baca juga: Prakiraan Cuaca Minggu 19 Juni 2022, DKI Jakarta, Jatim dan Banten Bakal Diguyur Hujan

Banyak netizen yang mengkritik metode pemindahan tersebut. Tidak sedikit yang memberi komentar pedas karena miris, marah juga sedih.

Oleh sebab itu, TribunKaltim.co mencoba mendatangi pelabuhan bongkar muat barang dan hewan yang berada di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini.

Menurut keterangan Aris (31) salah seorang penanggungjawab muatan, video tersebut diambil pada saat proses bongkar hewan qurban pada Selasa (14/6) sore lalu.

Lalu datang seorang warga yang merekam lalu memviralkannya di media sosial pada Rabu (15/6) kemarin.

"Sebenarnya metode pemindahan sapi pake crane itu memang sudah ada dari 2008 lalu. Cuma baru sekarang diviralkan," terangnya.

"Kalau manual gini (sapi dipindahkan satu per satu ke truk) bisa sampai 2 hari bongkarnya. Kalau pakai crane, setengah hari selesai," jelas Aris.

Sementara itu, Suhendi Saputra selaku Humas Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Samarinda menerangkan jika kesimpulan masyarakat bahwa sapi-sapi tersebut terjerat pada bagian leher tidaklah benar.

Pemeriksaan kesehatan sapi di salah satu kendang di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (17/5/2022).
Pemeriksaan kesehatan sapi di salah satu kendang di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (17/5/2022). (BANJARMASINPOST.CO.ID/ISTI ROHAYANTI)

"Yang terikat adalah tanduk dan dagunya, bukan leher," ucap Suhendi Saputra menegaskan.

"Sebenarnya metode pemindahan dengan cara seperti itu sudah ada sejak lama. Hanya saja mungkin masyarakat awam banyak yang tidak tahu sehingga muncul berbagai spekulasi," terangnya.

Hal ini pun dibenarkan oleh Yuke Novia selaku Dokter Hewan Karantina Samarinda yang turut hadir di Pelabuhan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved