Religi

Keistimewaan Puasa 3 Hari di Bulan Muharram Dijabarkan Ustadz Abdul Somad, Menyelisihi Kaum Yahudi

Ustadz Abdul Somad menjelaskan keistimewaan puasa beruntun tiga hari di bulan Muharram.

Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
tribunnews.com
Di bulan Muharram, umat muslim disunnahkan melaksanakan puasa 3 hari berturut-turut seperti dijelaskan Ustadz Abdul Somad. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Menghitung hari menuju datangnya tahun baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriyah. Ustadz Abdul Somad menjelaskan keistimewaan puasa beruntun tiga hari di bulan Muharram.

Pendakwah yang karib disapa UAS mengatakan, puasa berturut-turut dilakukan sebagai pembeda dengan kaum Yahudi.

Muharram sendiri adalah bulan pertama di antara 12 bulan dalam sistem kalender Islam.

Ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram, amalan paling afdhol dilaksanakan ialah puasa sunnah.

Bahkan ada puasa khusus yang hanya ada di bulan Muharram, tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan di bulan Muharram satu satu puasa sunnah khusus yang tidak dijumpai di bulan-bulan lain, yaitu puasa Asyura.

Baca juga: Resep Bubur Asyura 10 Muharram, Berikut Bahan dan Cara Membuat Konsumsi Khas Banjar

Baca juga: Satu Pisang Bisa Bikin Bahagia, dr Zaidul Akbar Beber Resep Buah Hormon Kebahagiaan

"Puasa Asyura adalah tanggal 10, namun yang paling bagus puasa itu adalah 9, 10, 11 tiga hari, kalau tidak sanggup tiga hari pilih dua hari 9 dan 10 Muharram," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube TAMAN SURGA. NET.

Hal tersebut diperintahkan atau dianjurkan Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam.

Keistimewaan puasa beruntun selama tiga hari bertujuan untuk menyelisihi atau membedakan dengan kaum Yahudi di Madinah yang juga melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram atau bertepatan Hari Asyura.

Pendakwah yang karib disapa UAS menceritaka, di Madinah ada tiga suku kaum Yahudi, yakni Yahudi Bani Nadhir, Yahudi Bani Quraidhah, dan Yahudi Qainuqa.

"Suku Yahudi tersebut tidak makan dan minum pada tanggal 10 Muharram, Nabi bertanya, 'Ma hadza?' mereka menjawab 'Ha dza yaumun sholihun' Ini adalah hari yang baik, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir'aun laknatullah. Mereka bersyukur kepada Allah dengan berpuasa di tanggal 10 karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa," paparnya.

Nabi Muhammad SAW merasa lebih berhak atas Nabi Musa As, maka Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa tersebut.

Sehingga tentang puasa Asyura, tidak ada ikhtilaf antara ulama, diriwayatkan berdasarkan hadist shahih sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Warga Jalan Irigasi Gang Mujahidin 7 RT 7 RW 4 Kelurahan Tanjung Rema Darat, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memasak bubur Ayura, Kamis (19/8/2021).
Warga Jalan Irigasi Gang Mujahidin 7 RT 7 RW 4 Kelurahan Tanjung Rema Darat, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memasak bubur Ayura, Kamis (19/8/2021). (banjamasinpost.co.id/Mukhtar wahid)

"Karena itu bagi yang berbadan sehat khususnya perempuan yang banyak punya utang puasa, dengan berpuasa Asyura 9, 10, dan 11 Muharram maka sudah bisa mengganti tiga hari puasa yang ditinggalkan," tuturnya.

Dalam mengqadha puasa wajib di bulan Muharram yang tertinggal misalnya karena haid, menyapih anak, hamil, atau nifas, maka cukup niat qadha maka akan mendapatkan pahala puasa sunnah Asyura, terlebih misalnya puasa di Senin dan Kamis, maka akan mendapatkan tiga pahala sekaligus.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved