Religi

Ada Niat Puasa Tasua dan Asyura, Ustadz Abdul Somad Ceritakan Asal Mula Shaum di Bulan Muharram

Simak Niat puasa Tasua dan Niat Puasa Asyura serta tatacaranya. Ustadz Abdul Somad menjelaskan asal mula perintah puasa sunnah bulan Muharram.

Penulis: Mariana | Editor: Murhan
Youtube Ustadz Abdul Somad Official
Ustadz Abdul Somad jelaskan soal Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Simak Niat puasa Tasua dan Niat Puasa Asyura serta tatacaranya. Ustadz Abdul Somad menjelaskan asal mula perintah puasa sunnah yang ditunaikan di bulan Muharram.

Kini telah terjadi pergantian tahun Baru Islam 1444 Hijriyah, dan telah masuk bulan Muharram.

Bulan Muharram sendiri adalah bulan pertama di antara 12 bulan dalam sistem kalender Islam, yang mana berarti masuk tahun baru di kalender hijriyah.

Ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram, amalan paling afdhol dilaksanakan ialah puasa sunnah.

Baca juga: Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Muharram 1444 H, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Keutamaan

Baca juga: Kreasi Resep Menu Bubur Asyura Khas Banjar, Ada 41 Bahan Pelengkap Tradisi Kuliner 10 Muharram

Terdapat banyak puasa sunnah yang dianjurkan bagi kaum muslim.

Bahkan ada puasa khusus yang hanya ada di bulan Muharram, tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya.

Amalan tersebut sunnah dilaksanakan pada 10 Muharram, ada juga puasa yang dilaksanakan sehari sebelumnya yaitu 9 Muharram.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan di bulan Muharram satu satu puasa sunnah khusus yang tidak dijumpai di bulan-bulan lain, yaitu puasa Asyura.

"Puasa Asyura adalah tanggal 10, namun yang paling bagus puasa itu adalah 9, 10, 11 tiga hari, kalau tidak sanggup tiga hari pilih dua hari 9 dan10 Muharram," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube TAMAN SURGA. NET.

Hal tersebut diperintahkan atau dianjurkan Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam, puasa selama tiga hari bertujuan untuk menyelisihi atau membedakan dengan kaum Yahudi di Madinah yang juga melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram.

Pendakwah yang karib disapa UAS menceritakan, di Madinah ada tiga suku kaum Yahudi, yakni Yahudi Bani Nadhir, Yahudi Bani Quraidhah, dan Yahudi Qainuqa.

"Suku Yahudi tersebut tidak makan dan minum pada tanggal 10 Muharram, Nabi bertanya, 'Ma hadza?' mereka menjawab 'Ha dza yaumun sholihun' Ini adalah hari yang baik, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir'aun laknatullah. Mereka bersyukur kepada Allah dengan berpuasa di tanggal 10 karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa," paparnya.

Nabi Muhammad SAW merasa lebih berhak atas Nabi Musa As, maka Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa tersebut.

Sehingga tentang puasa Asyura, tidak ada ikhtilaf antara ulama, diriwayatkan berdasarkan hadist shahih sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

"Karena itu bagi yang berbadan sehat khususnya perempuan yang banyak punya utang puasa, dengan berpuasa Asyura 9, 10, dan 11 Muharram maka sudah bisa mengganti tiga hari puasa yang ditinggalkan," tuturnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved