Berita Banjarbaru

Geopark Nasional Meratus Kalsel Raih Nilai Tinggi, Disiapkan untuk Dapat Pengakuan dari UNSECO

Geopark Nasional Meratus menjadi calon kandidat aspiring UNESCO Global Geopark (UGGp) 2022, setelah mendapat nilai tinggi.

Penulis: Milna Sari | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/SITI BULKIS
Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, bagian dari Geopark Meratus, di kawasan Mandiangin, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Geopark Nasional Meratus mendapat nilai tinggi dari hasil seleksi aspiring UNESCO Global Geopark (UGGp) 2022.

Di atas Meratus ada Karangsambung-Karangbolong yang mendapatkan nilai paling tinggi diantara lima Geopark Nasional yang diusulkan.

Geopark Nasional Meratus menjadi calon kandidat aspiring UGGp yang akan lanjut ke tahap berikut, yakni tim Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) merekomendasikan ke Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Termasuk pula merekomendasikan ke Kemenko Marves selaku Ketua Tim Pelaksana KNGI.

Selain itu, KNGI juga akan menerbitkan surat rekomendasi ke Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) untuk dapat memproses  dua kandidat geopark selanjutnya. 

Baca juga: BREAKING NEWS Kebakaran di Kompleks SMAN 1 Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel

Baca juga: Gerebek Rumah Tersangka Bandar Sabu, Buser Polsek Banjarmasin Barat Kena Bacok

Kemudian, dari KNIU akan memproses LoI kedua kandidat ke Sekretariat UNESCO, setelah mendapatkan surat rekomendasi dari KNGI.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan diri untuk penyempurnaan dokumen persyaratan agar Geopark Nasional Meratus bisa diakui UNESCO.

Pihaknya sudah menyiapkan geosite yang akan diusulkan ke UNESCO. Misalnya dengan adanya fasilitas pusat informasi hingga akses jalan yang sempurna.

Begitu juga masyarakat yang akan menjadi pengelola Geosite juga sudah disiapkan agar betul-betul memahami tentang pengelolaan geosite.

Selain itu, sedang melakukan pengembangan dan bersama pemerintah pusat kini sudah dilakukan review untuk penyempurnaan kesiapan.

Baca juga: Kasus Peluru Nyasar Mengenai Nelayan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalsel Berujung Damai

Baca juga: Tersangka Kasus Narkoba Meninggal Pasca Ditangkap, Ditreskrimum Polda Kalsel Gelar Rekonstruksi

Dampak dengan Geopark Nasional Meratus diakui UNESCO nanti, kata Fajar, ada tiga, yakni untuk pelestarian, pendidikan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar. 

Hal itu sudah terbukti saat Geopark Meratus sudah diakui di tingkat nasional, terjadi peningkatan signifikan di pendapatan.

Misalnya di Tahura Sultan Adam yang sebelumnya pendapatannya tak sampai Rp 1 miliar, kini ditargetkan Rp 3 miliar.

Dengan diakui UNESCO, kata Fajar, maka perhatian dunia untuk Geopark Nasional Meratus akan lebih lagi. Terutama perhatian di bidang pelestarian, sehingga tidak terjadi kerusakan.

Pada sisi pendidikan, kata Fajar, nantinya peneliti yang datang ke Geopark Nasional Meratus tak lagi dari Indonesia, namun juga dari dunia.

Acara pendeklarasian Pegunungan Meratus menjadi Taman Bumi (Geopark) Nasional di Kiram Park, Kabupaten Banjar, Minggu (24/2/2019). Tampil dalam acara tersebut penyenyi ibu kota Slank dan Inka Christie.
Acara pendeklarasian Pegunungan Meratus menjadi Taman Bumi (Geopark) Nasional di Kiram Park, Kabupaten Banjar, Minggu (24/2/2019). Tampil dalam acara tersebut penyenyi ibu kota Slank dan Inka Christie. (Humas Pemprov Kalsel)

Diakuinya, suatu geopark oleh UNESCO menandakan jika Geopark tersebut memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang bernilai tradisional. 

"Jika sudah diakui UNESCO, maka geopark itu artinya menjadi bagian sejarah kejadian dunia," kata Fajar.

Dampak dari Geopark Nasional Meratus yang diakui UNESCO, maka akan memajukan pariwisata Kalsel diiringi dengan dampak ekonomi dari ketersediaan akomodasi misalnya penginapan, transportasi dan kuliner.

Sedangkan Kalsel telah mengusulkan lima geosite batuan keras dari Geological Park (Geopark) Meratus untuk mendapatkan sertifikat UNESCO Global Geopark (UGG).

Lima geosite tersebut, yakni geosite Tahura Kabupaten Banjar, Cempaka pendulangan intan Banjarbaru, Tanjung Dewa Kabupaten Tanah Laut, Gunung Besar Kabupaten Tanah Bumbu dan Sekoyang Kabupaten Kotabaru.

Baca juga: Hari Ketujuh Pencarian Korban KM Teman Niaga, Tim Terpadu Batulicin Kalsel Temukan Satu Jenazah

Baca juga: Polres HST Akui Bubarkan Judi di Aruh Adat, Amankan Pelaku dan Bikin Kesepakatan

"Total sebenarnya yang ditemukan oleh UPN Yogyakarta yang menjadi mitra Pemprov Kalsel dalam pengusulan geopark internasional ada 68 geosite. Tapi kami putuskan sementara ini untuk pengusulan cukup lima dulu," tambah Kadis Pariwisata Kalsel, Syarifudin.

Lima geosite ini, lanjutnya, berpotensi besar mendapatkan pengakuan UNESCO. Pasalnya, usia batuan yang diusulkan sudah jutaan tahun dan memiliki karakter batuan yang unik.

Terlebih, geosite pendulangan intan di Kota Banjarbaru yang kini hanya tersisa satu di Indonesia. Sebelumnya,  pendulangan intan juga ada di Papua, namun kini telah tutup atau habis.

(Banjarmasinpost.co.id/Milna Sari)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved