Religi
Daftar Amalan Sunnah bagi Wanita Haid, Ustadz Adi Hidayat Sebut Semua Shalat Tak Boleh Dilakukan
Ustadz Adi Hidayat jelaskan saat sedang haid atau Menstruasi tidak diperbolehkan menunaikan semua jenis shalat
Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan amalan sunnah yang boleh dikerjakan wanita yang sedang haid.
Ustadz Adi Hidayat menuturkan semua jenis shalat tak boleh dilakukan wanita yang Menstruasi.
Meski demikian dikatakan Ustadz Adi Hidayat, wanita yang haid boleh membaca atau mengamalkan doa dan dzikir.
Haid atau menstruasi adalah kodrat seorang wanita, di kala haid wanita dilarang melakukan ibadah wajib.
Setiap bulan bagi wanita usia subur akan mengalami siklus haid. Ditandai keluarnya darah yang berwarna merah kecoklatan.
Baca juga: Keutamaan Membaca Alquran Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat, Obat Penyakit Hati
Baca juga: Daftar Amalan Setelah Shalat, Ustadz Adi Hidayat Jabarkan Keutamaannya
Wanita yang sedang menstruasi itu diharamkan untuk melakukan ibadah di antaranya shalat fardhu dan sunnah maupun puasa.
Meski begitu, perempuan haid tak berarti tak bisa sama sekali melakukan ibadah. Ada ibadah atau amalan tertentu yang masih bisa dikerjakan meski sedang menstruasi.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan kaum muslimah yang dalam keadaan haid namun masih memikirkan ibadah, sedangkan ada perempuan dalam keadaan suci namun tidak shalat. Layaknya orang sakit yang masih memikirkan shalat dan ibadah, sedangkan orang yang sehat tidak beribadah.
"Masya Allah di luaran sana banyak yang sehat dan suci namun tidak shalat, sedangkan Anda sakit memikirkan ibadah, kalau ada nikmat yang seperti ini pertahankan, karena tidak mudah menemukan yang seperti ini, itu anugerah dari Allah SWT," jelas Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ceramah Pendek.
Bagi kaum hawa yang sedang haid, tidak diperbolehkan melaksanakan seluruh jenis shalat, baik fardhu maupun sunnah. Kedua, mengajak menyengaja membaca Alquran, khusus membaca Alquran bukan kalangan doa tertentu tidak diperkenankan dan para ulama sepakat soal ini.
Kendati demikian, jika yang dimaksudkan dzikir-dzikir doa dan sebagainya tidak terkait dengan Alquran, atau membaca Alquran yang terkait dengan doa masih dibolehkan.
"Termasuk ayat-ayat Alquran yang diposisikan sebagai dzikir, misalnya ayat kursi, Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas yang dianggap sebagai doa buka menyengaja membaca Alquran, itu masih boleh," paparnya.
Baca juga: Daftar Amalan yang Dicintai Allah SWT, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Keutamaan Shalat Tepat Waktu
Baca juga: Bolehkah Memberikan Uang Minum Untuk Mempercepat Urusan, Buya Yahya Imbau Tak Mengganggu Hak Orang
Baca juga: Istighfar Dapat Hilangkan Siksa Kubur Orangtua, Berikut Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah
Mengenal hal itu, para ulama tidak ada perbedaan pendapat atau khilaf.
Kabar baiknya, berdasarkan hadist Al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, kalau seorang hamba punya uzur, bahkan uzurnya hanya safar atau perjalanan, tidak bisa melaksanakan amalan rutin sebagaimana selalu dikerjakan, maka karena uzurnya tetap dituliskan pahalanya secara sempurna.
Misalnya, seseorang terbiasa mengerakan shalat sunnah, ketika dalam perjalanan dalam keadaan yang mendesak dan padat, kemudian mampir ke mesjid dan mengerjakan shalat Jamak Qashar Zhuhur dan Ashar, dan tidak mengerjakan shalat sunnah, karena kebiasaan mengerjakan shalat sunnah, pahalanya tetap dituliskan sempurna walaupun tidak mengerjakan.
Berlaku untuk para perempuan yang di waktu sucinya sering beramal shaleh, baca Alquran, shalat sunnah, dan lainnya, saat haid, pahala tetap dituliskan tanpa dikurangi sedikitpun.
"Jadi rugi kalau seorang perempuan dalam keadaan sucinya, tidak mau mengerjakan amalan sunnah, cuma amalan fardhu saja, begitu haid yang dituliskan amalan fardhu saja, maka perbanyaklah amalan sunnah selagi dalam keadaan suci, hanya perempuan saja yang seperti ini, laki-laki tidak," tukas Ustadz Adi Hidayat.
Simak Videonya, KLIK
Bacaan Ayat Kursi atau surat Al Baqarah ayat 255
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
"Allohu laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa nauum, la Huu maa fis samawaati wa maa fil ardh, mann dzalladzii yasyfa’u ‘inda Huu, illa bi idznih, ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiituuna bisyayim min ‘ilmi Hii illaa bi maa syaa’, wa si’a kursiyyuus samaawaati walardh, wa laa yauudlu Huu hifdzuhumaa, wa Huwal ‘aliyyul ‘adziiim”
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqoroh: 255)
Surah Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
Arab-Latin: qul huwallāhu aḥad
Artinya: 1. Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
allāhuṣ-ṣamad
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
lam yalid wa lam yụlad
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Surah Al-Falaq
ik di sini untuk dapatkan
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ
Arab-Latin: qul a’ụżu birabbil-falaq
Artinya: 1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
min syarri mā khalaq
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
wa min syarri gāsiqin iżā waqab
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ
wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”.
Surah An-Naas
klik di sini untuk dapatkan
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ
Arab-Latin: qul a’ụżu birabbin-nās
Artinya: 1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
مَلِكِ ٱلنَّاسِ
malikin-nās
2. Raja manusia.
إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ
ilāhin-nās
3. Sembahan manusia.
مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ
min syarril-waswāsil-khannās
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
minal-jinnati wan-nās
6. dari (golongan) jin dan manusia.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post