Peringatan G30S PKI

Aturan Bendera Setengah Tiang di Peringatan G30S/PKI, Simak Cara Pengibaran

Besok peringatan G30S/PKI tahun 2022. Jangan lupa mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk berduka.

Editor: M.Risman Noor
KOMPAS.com
Ilustrasi pengibaran bendera setengah tiang. Peringatan G30S/PKI ditandai juga dengan pengibaran bendera setengah tiang. 

Latar belakang terjadinya peristiwa ini adalah karena adanya persaingan politik.

PKI sebagai kekuatan politik merasa khawatir dengan kondsi kesehatan Presiden Soekarno yang memburuk.

Berbagai kebijakan yang diusulkan PKI diterima dan diterapkan, seperti berikut:

- Mempersenjatakan Angkatan V (Buruh Tani) untuk menghadapi konfrontasi dengan Malaysia;

- Pembubaran Masyumi karena dianggap bertanggung jawab atas peristiwa PRRI/Persemesta.

Nonton bareng film G30S/PKI di lapangan Murjani Banjarbaru, Jumat (29/9/2017). Besok 30 September diperintahkan menaikan bendera setengah tiang sebagai bentuk berduka.
Nonton bareng film G30S/PKI di lapangan Murjani Banjarbaru, Jumat (29/9/2017). Besok 30 September diperintahkan menaikan bendera setengah tiang sebagai bentuk berduka. (banjarmasinpost.co.id/nia kurniawan)

Pada awal Agustus 1965, ketika Presiden Soekarno tiba-tiba pingsan setelah berpidato, banyak pihak yang beranggapan bahwa usia beliau tidak akan lama lagi.

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, siapa pengganti Presiden Soekarno nantinya?

Pertanyaan tersebut yang menyebabkan persaingan semakin tajam antara PKI dengan TNI.

Peristiwa gerakan 30 September 1965, pada dasarnya berlangsung selama dua hari.

Hari pertama tanggal 30 September berupa kegiatan kordinasi dan persiapan, kemudian tanggal 1 Oktober 1965 dinihari kegiatan pelaksanaan penculikkan dan pembunuhan.

Baca juga: Ancaman Resesi Global Bakal Terjadi, Kepala Organisasi Perdagangan Dunia Ungkap Upaya Pemulihan

Kronologi terjadinya pemberontakan:

1. Gerakan 30 September 1965 berada dibawah kendali Letkol. Untung dari Komando Balation I resimen Cakrabirawa.

2. Letkol Untung menunjuk Lettu Dul Arief menjadi ketua pelaksanaan penculikkan.

3. Pasukan bergerak mulai pukul 03.00, enam Jendral menjadi korban penculikkan dan pembunuhan yakni Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. Harjono, Mayjen. S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan dan Brigjen Sutoyo dan satu perwira yakni Lettu Pirre Tandean. Keseluruhannya dimasukan kedalam lubang dikasawan Pondok Gede, Jakarta.

4. Satu Jenderal selamat dalam penculikkan ini yakni Jendral A.H. Nasution, namun putrinya menjadi korban yakni Ade Irma Suryani serta ajudannya Lettu. Pierre Tandean.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved