Religi

Sejarah Peringatan Maulid Nabi, Ustadz Khalid Basalamah Ingatkan Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Ustandz Khalid Basalamah terangkan tentang sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, simak penjelasannya dibawah ini

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Lentera Islam
Ustadz Khalid Basalamah terangkan mengenai sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menceritakan sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan setiap tahun.

Dari sejarah itu, Ustadz Khalid Basalamah menyimpulkan mengenai hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ustadz Khalid Basalamah pun menekankan karena Nabi Muhammad SAW tak pernah merayakan hari lahirnya, maka umat Islam seharusnya juga tidak merayakannya.

Saat ini memasuki bulan Rabiul Awal atau dikenal pula dengan bulan maulid Nabi, bulan ketiga dalam sistem kalender Islam.

Baca juga: Hal-hal yang Dihindari dalam Pemecahan Masalah Suami Istri, Simak Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Baca juga: Makna Peringatan Maulid Nabi di Bulan Rabiul Awal, Buya Yahya Sebut Sikap Umat Muslim Harus Gembira

Tradisi yang berkembang di sejumlah daerah di Indonesia adalah memperingati atau merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap masuk Rabiul Awal.

Umumnya acara maulid Nabi digelar di tempat keagamaan umat Islam, mesjid atau mushalla.

Ustadz Khalid Basalamah menerangkan asal muasal perayaan maulid Nabi SAW, yang mula-mula muncul pada 230 Hijriyah.

"Dan maulid Nabi muncul dari kerajaan dinasti Fatimiyah Syiah, yang dibentuk di Mesir, dan mereka memiliki enam macam maulid, sampai saat ini di Iran masih ada," jelas Ustadz Khalid Basalamah dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Lentera Islam.

Yang berpaham Syiah mengikuti ajaran ini, sangat disayangkan menurutnya, banyak ahli sunnah yang menarik ajaran ini ke pemahaman mereka.

Padahal jelas Syiah mengkafirkan sahabat, mengatakan Alquran kurang. Enam jenis maulid tersebut adalah Maulid Nabi Muhammad SAW, maulid Fatimah, maulid hassan, maulid Hussein, maulid Ali, dan mauli raja mereka.

"Banyak ahli sunnah di Indonesia yang membenci paham Syiah, karena paham Syiah jelas mengkafirkan sahabat, mencaci maki Abu bakar dan Umar, mengatakan Alquran kurang, tapi tidak sadar maulid yang dilakukan adalah acara dari orang-orang Syiah," terangnya.

Baca juga: Amalan Shalat 40 Rakaat, Ustadz Adi Hidayat Sebut Menambah Kekuatan Spiritual, Intelektual, & Mental

Baca juga: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Abdul Somad Ceritakan Awal Pelaksanaan

Padahal Nabi Muhamamd SAW sendiri tak pernah merayakan maulid atau hari kelahiran dirinya.

Yang dilakukan Syiah pada acara maulid Nabi adalah berdzikir, baca shalawat berdiri dan menganggap ruh Nabi Muhammad SAW lewat.

"Kalau ditanya kenapa lakukan itu, jawabnya bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, bentuk cinta itu harusnya mengikuti dan mencontoh apa yang dilakkan dan diperintahkan saja, tidak menambah,"  tegas Ustadz Khalid Basalamah.

Jikalau kita menambah seakan kita mengatakan ada sesuatu yang masih belum disampaikan Nabi Muhammad SAW, padahal sebelum meninggal Nabi SAW telah menyampaikan semua.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved